Ketika
titik air membaur udara
Membentuk
seringai kabut hitam yang kejam
Seketika
pandangan apapun kabur
Laksana
tirai berlapis beberapa ratus
Mengelilingi
setiap sudut tanpa celah
Suara
yang menggelegar keras
Sejenak
menghentikan detak jantung
Sangat
menakutkan
Membuat
semakin dingin dan biru
Bayangan
atau gambaran menjadi nyata
Tak lagi
hanya pada lamunan
Air sejuk
membasuh
Bukan,
itu terasa sangat panas
Membuat
hati lebur dan menetes bersama darah luka
Perih,
sangat sakit
Lalu
cahaya
Dengan
perlahan mengedipkan kelopak mata
Aku
melihatnya, hati ku kuatkan untuk menyatu kembali
Dan
mengusir semua kekhawatiran
Tapi
sia-sia, hati hanyut lagi
Halilintar
menyayat hingga suatu yang paling kecil
Membuat
semua hancur
Semua
tiada dan musnah
Kudus, 01 November 2012
No comments:
Post a Comment