PESAN SAHABAT
Jalan yang basah terguyur air
mata
Satu dan satu lainnya beriringan
terjatuh
Ketika tinta untuk menulis kata
kenangan telah di tetes penghabisan
Juga lembara buku segera tertutup
Beserta atau tanpa rela, semua
akan terbangunkan dengan pandangan berbeda di mata
Walau detak jantung masih
mengalunkan tangis dan tawa bersama
Yang sempat menelisik di telinga
Jalan hidup inilah, telah
menuntun langkah
Menelusuri garis-garis berbeda,
dari kepastian kenyataan
Maka, buang gusar
Sinar mentari jiwa kita selalu
memancar
Saling menyapa, memeluk hati yang
nestapa
Walau kerinduan semakin terpupuk
Tubuh yang berjauhan, dari mata
Memberi nuansa kehampaan luar
biasa
Dan saat kenangan menghampiri
Semua terkokohkan kembali
Bahwa; kita masih di atas bumi dan
di bawah langit yang tak retak
Sedangkan hati kita lebih luas
dan lebih erat dari mereka.
ANTARA KITA
Membeku dalam biru
Genap, menghimpun semua luka
Memberi jerat jera dengan kasar
Buang, seperti parasit
menghancurkan inang
Perlahan semua akan terperdaya
Di hamparan bumi yang sama
Pikiran tidak berujung; berbeda,
selamanya
Sakit yang mendalam memendam
dendam membara
Gulatan kata bertaut rumit
Hanya sebab itu
Mata terbuka lebar
Dan tangan mulai menggariskan;
Antara kita, berbeda selamanya
Hidupmu, hidupku dalam sudut bumi
yang berbeda
BALUTAN KEBURUKAN
Kenyataan mengguncang duniaku
Retak langit menangis, berjatuhan
air
Gelap menutup mata
Dari rahasia dari yang nyata
Hancur lebur
Kejam, tajam
Benang sutra membalutmu begitu
menakjubkan
Membuat berlutut, menunduk
Hingga kini, waktu menunjukkan
arah angin jawaban
Jelas dan nyata
Yang didamba hanya berakibat air
mata
Kehangatan menyembunyikan
kebekuan
Senyuman meramalkan tangisan
Semua penuh ilusi bayangan
tipuan.