BAB I
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A.
SEMINAR DI IKIP PGRI DENPASAR BALI
Seminar
Pendidikan dan Studi Banding Mahasiswa STAIN Kudus Jawa Tengah dilaksanakan di
Institut Kegururan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Denpasar Bali, pada hari
Selasa tanggal 18 Agustus 2015 pukul 10.30 WITA sampai 14:00 WITA. Kegiatan
tersebut diawali dengan penampilan tari Pendet yang dipersembahkan oleh para
mahasiswi dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) untuk menyambut para
tamu dari STAIN Kudus. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan pertama yang
disampaikan oleh rektor IKIP PGRI Denpasar Bali, yaitu Dr. I Made Suarta, S.H,.M.Hum., dan sambutan kedua yang disampaikan oleh Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dan Kerjasama STAIN Kudus, yaitu Dr.
M. Saekhan Muchith, S.Ag., M.Pd., dimana dari kedua sambutan tersebut dapat
mengantarkan pemahaman peserta seminar tentang pendidikan di IKIP PGRI Denpasar
Bali maupun di STAIN Kudus. Acara selanjutnya yaitu
penandatanganan MOU antara STAIN Kudus dan IKIP PGRI Denpasar Bali
Kegiatan inti dari seminar ini adalah penjelasan mengenai
masing-masing Fakultas dari beberapa Dekan Fakultas di IKIP PGRI Denpasar Bali,
sehingga dalam bagian ini peserta seminar dapat lebih mendalam memahami tentang
pendidikan di IKIP PGRI Denpasar Bali. Seminar pendidikan yang pertama
disampaikan oleh Dekan
Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu Drs. I Nyoman Waga, M.Si., yang kedua
disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni yaitu Dr. I Ketut Yarsama,
M.Hum., yang ketiga disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial yaitu Drs. I Dewa Made Alit, M,Pd., yang keempat
disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan yaitu
Drs. I Wayan Adnyana, MM., M.Erg., dan yang terakhir disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yaitu
Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M., kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab,
terdapat bebberapa pertanyaan dari mahasiswa maupun dosen STAIN Kudus dan
mendapatkan tanggapan penjelasan dari para Dekan Fakultas IKIP PGRI Denpasar
Bali.
Acara selanjutnya
penyerahan cindera mata oleh pihak STAIN
Kudus kepada pihak IKIP PGRI Denpasar Bali. Dan yang paling akhir dari sebuah
acara yaitu penutupan, Seminar Pendidikan dan Studi Banding Mahasiswa STAIN Kudus Jawa Tengah dilaksanakan di
Institut Kegururan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Denpasar Bali akhirnya
berakhir pada pukul 14:00 WITA.
1.
Sambutan Rektor IKIP PGRI Bali
Sesampainya
mahasiswa STAIN Kudus di IKIP PGRI Bali pukul 10.55 WITA acara diawali dengan
penampilan tari pendet yang dibawakan mahasiswi IKIP PGRI Bali untuk menyambut
kedatangan mahasiswa STAIN Kudus jurusan Tabiyah. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan ketua rektor IKIP
PGRI Denpasar Bali yang di sampaikan oleh Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum.
Berikut ini
uraian singkat sambutan yang disampaikan:
IKIP PGRI
sendiri di resmikan pada tanggal 25 Agustus 1983, dan untuk bulan Agustus ini
IKIP PGRI merayakan Disnatalis yang ke 32. Awal berdiri IKIP PGRI memiliki 14
prodi. Namun seiring berjalannya waktu satu-persatu dari prodi tersebut
mengundurkan diri karena kurangnya peminat dari mahasiswa. Sehingga, sekarang
IKIP PGRI memiliki 5 fakultas dengan 9 prodi
yang semuanya terakreditasi B yaitu
sebagai berikut :
1.
Fakultas Ilmu Pendidikan prodi
Bimbingan Konseling
2.
Fakultas Bahasa dan Seni dengan prodi :
a)
Pendidikan Bahasa dan Daerah
b)
Pendidikan Seni Drama
c)
Pendidikan Seni Tari dan Musik
3.
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan prodi :
a)
Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi
b)
Pendidikan Sejarah
4.
Fakultas MIPA dengan prodi :
a)
Pendidikan Matematika
b)
Pendidikan Biologi
5.
Fakultas Olahraga dan Kesehatan dengan prodi Pendidikan Olahraga
Kesehatan dan Rekreasi
Adapun visi dan
misi IKIP PGRI yaitu sebagai berikut :
Visi :
menyiapkan dan membentuk guru yang professional. Sejalan
dengan visi diatas, maka IKIP PGRI mengemban misi sebagai berikut :
1)
Mendidik calon tenaga-tenaga pendidik yang memiliki wawasan budaya
dan budi pekerti luhur.
2)
Terlaksanya pendidikan yang handal di bidang pendidikan.
3)
Terlaksanya pendidikanyang handal sesuai dengan perkembangan
jamannya.
4)
Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkualitas dengan bidang pendidikan.
5)
Melaksanakan pengamdian masyarakat sebagai bagian dari kehidupan
dan lingkungan masyarakat sehari-hari.
Di IKIP PGRI
selalu menggunakan prinsip Tri Hite Karani yaitu :
1)
Selalu menjaga etika dengan Tuhan
2)
Selalu menjaga lingkungan sekitar
3)
Selalu menjaga sesama
Dengan
menjalankan visi dan misi diatas maka IKIP PGRI meraih banyak prestasi, yaitu
sebagai berikut :
1)
Peringkat I tingkat Nasional di bidang Genre.
2)
Mengirim 3 mahasiswa di SEA Games dan semuanya meraih medali emas
3)
Di bidang olahraga menjuarai tingkat Internasional, dan masih
banyak yang lainnya.
2.
Sambutan Wakil Ketua I STAIN Kudus
Acara
dilanjutkan dengan sambutan yang kedua yaitu sambutan wakil Ketua 1 Bidang
Akademik STAIN Kudus di IKIP PGRI Denpasar Bali
yang disampaikan oleh Bapak
Dr.M.Saekan Muchith,S.Ag,M.Pd, berikut uraian singkat sambutan yang
disampaikan:
Pada tanggal 23
Maret 1997 merupakan awal berdirinya STAIN KUDUS. Adapun
jurusan dan prodi yang dimiliki
oleh STAIN KUDUS diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1.
Jurusan Tarbiyah dengan prodi:
a.
Pendidikan Agama Islam (PAI)
b.
Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
c.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
d.
Pendidikan Guru Raudlotul Athfal (PGRA)
2.
Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam dengan prodi:
a.
Ahwal Syakhshiyah (AS)
b.
Ekonomi Syari’ah (ES)
c.
Manajemen Bisnis Syari’ah (MBS)
d.
Zakat dan Wakaf (ZW)
3.
Jurusan Ushuluddin dengan prodi:
a.
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT)
b.
Ilmu Aqidah (IA)
c.
Akhlak dan Tasawuf (AT)
d.
Ilmu Hadis (IH)
4.
Jurusan Dakwah dan Komunikasi dengan prodi:
a.
Bimbingan dan Konseling Islam (BKI)
b.
Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI)
Alasan STAIN
memilih Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Bali karena ada beberapa kesamaan
budaya yang dimiliki antara Bali dan Kudus. Di Kudus terdapat menara kudus yang
dibuat oleh Sunan Kudus yaitu Syaikh Ja’far Shodiq. Bangunan Menara Kudus
hampir mirip dengan candi dan terpengaruh dengan arsitektur Hindu Bali. Begitu
pula pada Menara bagian atas terdapat bedug dan kentungan yang dipukul sebagai
tanda datangnya waktu-waktu tertentu.
Hingga sekarang ini atas perintah dari Sunan Kudus terdapat suatu budaya
yang melarang warga Kudus untuk tidak menyembelih sapi, hal ini dikarenakan
sebagai toleransi antara umat Islam dengan Agama Hindu dan Budha.
Beliau
memaparkan bahwa agama Islam adalah agama yang menunjukkan agama yang Apriori
(tidak membenci agama lain), karena Islam itu rahmatallil’alamin dan Islam menciptakan kedamaian. Bila ada terorisme dan ada
kejadian Bom di Bali itu tidak atas nama dari Islam tetapi merupakan tindakan kriminalitas yang tidak memahami
Islam sebenarnya.
3.
Seminar
a.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan disampaikan oleh
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu Drs. I Nyoman Waga, M.Si., beliau
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Bali berdiri sejak tahun 1983. Fakultas
ini hanya terdiri satu program studi yaitu BK (Bimbingan Konseling), akan
tetapi pada awalnya terdiri dari dua program studi yaitu:
1. Bimbingan dan
Penyuluhan berubah menjadi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Pada
tahun 19977 berubah menjadi program studi Bimbingan Konseling (BK) dan berlaku
sampai sekarang.
2. Pendidikan
Studi Sekolah, sekarang sudah dihapus.
Fakultas Ilmu Pendidikan ini diasuh oleh 16 dosen PNS, 4 dosen
diantaranya merupakan doktor dan sisanya merupakan magister, selain itu terdapat dosen
yayasan yang terdiri dari 5 dosen, dimana 4 dosen merupakan magister dan satu
dosen lainnya sedang menyelasaikan studi S3. dengan mahasiswanya yang berjumlah
265 orang dimana 90% didominasi kaum
hawa.
Visi dari BK-FIP adalah menyiapkan dan membentuk guru pembimbing yang
professional, mandiri, berkarakter, bernuansa teknologi (ICT), dan berwawasan
budaya. Beberapa Misinya antara lain:
1.
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berlandaskan falsafah belajar
sepanjang hayat.
2.
Melakukan survei terhadap permasalahan yang berkembang di masyarakat sebagai bukti
kepedulian terhadap pemecahan masalah sosial.
3.
Melaksanakan Pengabdian pada Masyarakat sebagai wujud pengenalan profesi
Konselor di tengah-tengah masyarakat.
Dan tujuan dari BK-FIP antara lain:
1. Meningkatkan prestasi
akademik mahasiswa,
2. Mengembangkan wawasan
mahasiswa melalui Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM),
3. Mengembangkan wawasan
mahasiswa dalam bermasyarakat melalui PKL,
4. Menjadikan dosen-dosen
jurusan BK memiliki wawasan global dalam mengantarkan mahasiswa berprestasi,
berbudaya, berkepribadian, dan bermasyarakat.
Lulusan program studi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP PGRI Bali,
diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi yaitu: kompetensi Pedagogik,
kompetensi.
SKS
yang diselesaikan yaitu 148 SKS dalam 8 semester termasuk mata kuliah pilihan
(4):
1. Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus (teori-praktik).
2. Bimbingan dan Konseling
di PENDAS (teori-praktik).
3. Bimbingan Konseling
Keterampilan Hidup (teori-praktik).
4. Konseling Narkoba dan
HIV/AIDS (teori-praktik).
Sarana dan prasarana di BK-FIP IKIP Bali antara lain:
a) Satu unit ruang
staf Dekan, Pembantu Dekan I, II, III
dan Kaprodi BK.
b) Satu unit ruang dosen
dan perpustakaan FIP IKIP PGRI Bali
c) Satu unit ruang UPT
laboratorium BK.
d) Satu unit ruang
laboratorium micro teaching.
e) Satu unit ruang praktik
computer
f) Sepuluh unit ruang
perkuliahan mahasiswa BK.
b.
Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni yaitu Dr. I Ketut Yarsama,
M.Hum., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas ini memiliki 3 jurusan yaitu; Pendidikan Bahasa Indonesia dan
Daerah, Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik.
Visi
FPBS
adalah terwujudnya Fakultas yang unggul dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga memiliki daya saing
dalam menyiapkan guru Bahasa dan Seni yang profesional, berlandaskan budaya,
memiliki kompetensi nonkeguruan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi serta memiliki integritas sebagai warga negara Indonesia. Beberapa Misi FPBS
antara lain:
1. Mendidik calon guru
bahasa dan seni yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur.
2. Membangun karakter
calon guru bahasa dan seni yang memiliki wawasan kebangsaan dan budaya.
3. Menyiapkan calon guru
bahasa dan seni yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
4. Mendidik calon guru
yang menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran bahasa dan seni.
5. Mendidik calon guru
bahasa dan seni yang dapat melakukan penelitian sebagai media pengembangan diri
dan pengetahuan ilmiah.
6. Menciptakan peluang
bagi lulusan untuk memasuki sekaligus memenuhi kebutuhan pasar kerja
nonkeguruan.
7. Menyiapkan calon guru
bahasa dan seni yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia yang gayut
dengan bidang ilmunya.
8. Menyelenggarakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan bahasa dan seni untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Tujuan FPBS yaitu:
1. Menghasilkan guru
bahasa dan seni yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur.
2. Menghasilkan guru
bahasa dan seni yang berkarakter serta memiliki wawasan kebangsaan dan budaya.
3. Menghasilkan guru
bahasa dan seni yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
4. Menghasilkan guru yang
menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran bahasa dan seni.
5. Menghasilkan guru
bahasa dan seni yang dapat melakukan penelitian sebagai media pengembangan diri
dan pengetahuan ilmiah.
6. Menghasilkan lulusan
yang dapat memasuki sekaligus memenuhi pasar kerja non keguruan.
7. Menghasilkan guru
bahasa dan seni yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia yang gayut
dengan bidang ilmunya.
8. Meningkatkan
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan bahasa dan seni
bagi civitas akademika untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
c.
Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial (FPIPS)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas
Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial disampaikan oleh Dekan Fakultas
Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial yaitu Drs. I Dewa Made
Alit, M,Pd., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari dua jurusan yakni Jurusan Pendidikan
Dunia Usaha dan Pendidikan Sejarah yang didirikan tanggal 25 Agustus 1983 oleh
Yayasan Pembina Lembaga Pedidikan Perguruan Tinggi IKIP PGRI Bali sebagai badan
hukum penyelenggara dengan status terdaftar berdasarkan Surat Keputusan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1986.
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari program studi (1) Pendidikan
Ekonomi dengan status terakreditasi B
yang sekarang jumlah mahasiswanya berjumlah 328 orang, dan (2) Pendidikan
Sejarah dengan status terakreditasi B
yang sekarang terdiri dari 325 orang dimana sebagian besar merupakan mahasisiwi
dan bukan orang Bali.
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial memiliki Visi dan Misi. Visi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah fakultas yang unggul dalam pengembangan bidang pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat yang berlandaskan pada budaya dan teknologi. Adapun Misi Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu:
1. Menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
2. Menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkualitas dalam bidang
pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
3. Menyelenggarakan
pengabdian kepada masyarakat dalam rangkamembatu memecahkan permasalahan yang
muncul di masyarakat sesuai dengan bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
4. Menjalin kerjasama
kelembagaan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial
5. Mengembangkan jaringan
komunikasi dengan alumni.
FPIPS memiliki 15 orang dosen yang terdiri dari 13 orang dosen PNS dan 2 orang dosen
yayasan. Dari 15 dosen yang ada ,11 orang (78,57%) sudah berkualifikasi S2 dan
bahkan diantaranya sedang melanjutkan studi ke jenjang S3. Sementara 3 orang
(21,43%) masih dalam menyelesaikan studi S2.
d.
Dekan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan (FPOK)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas
Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan disampaikan oleh Dekan
Fakultas Pendidikan Olah Raga dan
Kesehatan yaitu Drs. I Wayan
Adnyana, MM., M.Erg., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI yang
didirikan tanggal 25 Agustus 1983 oleh Yayasan Pembinaan Lembaga Pendidikan
Perguruan Tinggi IKIP PGRI Bali sebagai badan hukum penyelenggara.
Fakultas ini hanya memiliki satu program studi yaitu Pendidikan
Olah Raga dan Kesehatan. Pada FPOK ditanamkan pendidikan karakter yang sangat berpengaruh terhadap mahasiswa. Mahasiswa di fakultas ini berjumlah 935 orang,
yang terdiri dari 11 dosen tetap sedangkan memuat 144 SKS. Dua mata kuliah dari
konstitusi yang harus diambil mahasiswa yaitu kewiraswastaan dan anti korupsi.
Visi FPOK adalah memiliki keunggulan
daya saing dalam menyiapkan calon guru Olah Raga dan Kesehatan yang profesional
serta memiliki integritas tinggi sebagai warga negara Indonesia. Adapun Misi Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan yaitu:
1. Menghasilkan guru Olah
Raga dan Kesehatan yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Membangun karakter guru
Olah Raga dan Kesehatan yang memiliki wawasan kebangsaan;
3. Menyiapkan tanaga guru
Olah Raga dan Kesehatan yang siap mandiri dan bersaing pada era kesejagatan
(global);
4. Mendidik tenaga guru
yang menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran Olah Raga dan Kesehatan.
5. Menyiapkan tenaga guru
Olah Raga dan Kesehatan yang memiliki wawasan linguistik dan wawasan kesastraan
yang memadai sebagai landasan pembelajaran Olah Raga dan Kesehatan;
6. Menyiapkan tenaga guru
Olah Raga dan Kesehatan yang dapat melakukan tugas-tugas frofesional secara
proporsional dan bertanggung jawab.
7. Mendidik tenaga guru
Olah Raga dan Kesehatan yang dapat melakukan penelitian sebagai media
pengembangan diri dan pengetahuan ilmiah.
8. Menyiapkan tenaga guru
Olah Raga dan Kesehatan yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia
sesuai bidang ilmu yang ditekuninya.
Adapun kegiatan pendidikan olah raga dan kesehatan yaitu:
·
Basket
·
Silat
·
Futsal
·
Tenis meja
·
Voli
·
Sepak bola
Beberapa cabang olahraga yang umumnya digeluti oleh mahasiswa FPOK banyak
menghasilkan atlet-atlet kaliber nasional di antaranya adalah cabang Atletik,
Karate, Judo, Pencak Silat, Basket, serta Voli. Prestasi yang diukir pun sangat
membanggakan, karena banyak mahasiswa FPOK yang menjadi andalan dalam tim
PON, SEA Games, bahkan Asian Games, dan mendapatkan banyak kejuaraan di tingkat
lokal, nasional bahkan internasional.
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP PGRI Bali memiliki
dosen sejumlah 38 orang terdiri
dari S2 sebanyak 11 orang dan dosen S1 27 orang sedangkan sebanyak 6 orang
melanjutkan ke S2 di Universitas Udayana jurusan Fisiologi olahraga.
e.
Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FPMIPA)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam disampaikan oleh Dekan Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M., beliau menyampaikan beberapa hal
sebagai berikut:
Pada awalnya FPMIPA terdiri dari tiga program studi yaitu: (1) Matematika
(550 mahasiswa dan 29 dosen), (2) Biologi dan (3) Fisika (tereliminasi karena bergabung dengan yang sains).
Saat ini setelah program studi Fisika dihapus, FPMIPA terdiri dari dua program
studi yaitu: (1) Pendidikan Matematika dan (2) Pendidikan Biologi.
Mahasiswa dilatih mengenai media pembelajaran terkait dengan materi. 150 SKS
matematika dan 149 SKS Biologi.
Visi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah Mewujudkan fakultas pendidikan metematika dan ilmu pengetahuan alam
(FPMIPA) yang mampu menghasikan lulus yang profesional, kompetitif dan
berkarakter pada tahun 2017. Adapun Misi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu:
1.
Melaksanakan proses pendidikan bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam
yang handal sesuai dengan perkembangan jaman.
2.
Mendidik calon guru matematika dan ilmu pengetahuan alam yang
profesional,berbudaya dan berkarakter.
3.
Melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan matematika dan
ilmu pengetahuan alam.
4.
Melaksanakan pengabdian masyarakat yang berbasis pada hasil
penelitian pendidikan metematika dan ilmu pengetahuan alam.
5.
Mengembangkan dan merperkokoh jejaring dan kemitraan dengan berbagai
pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pendidikan matematika dan ilmu
pengetahuan alam.
Beberapa laboratorium yang tersedia di FPMIPA yaitu laboratorium pendidikan Biologi,
laboratorium rumah kaca, laboratorium workshop. laboratorium mikro
teaching dan laboratorium komputer.
4.
Lain-Lain
a. Sesi Tanya
Jawab
Ø Pertanyaan
1.
Bpk Dr. H. Choiron, M.Ag.
·
Perbandingan agama: Apakah aktivitas pembelajaran di IKIP PGRI Denpasar tidak ada nuansa agama karena disebabkan oleh adanya keberagaman
agama?
·
Pembagian kasta: Bagaimana tanggapan mengenai peembagian kasta khususnya di Bali yang beragama Hindu?
2.
Fatim (PGRA)
·
Bimbingan konseling pendidikan dasar: Apakah
jenjang RA atau TK sudah termasuk dalam pendidikan
dasar? Dan bagaimana cara mengaplikasikan BK pada RA atau TK?
·
Bahasa dan Seni: Bagaimana cara mengaplikasikan
seni drama dan musik pada program studi PGRA?
Kemudian kompetensi khusus apa untuk diterimanya?
3.
Asmuni (PBA)
·
Sejarah: Untuk mewujudkan pendidikan
yang berkontribusi secara tepat melalui budaya dan agama, maka pendidikan
yang cocok untuk diterapkan di Negara kita
seperti apa?
4. Bu Muzdalifah
·
Anti korupsi pada pembelajaran Fakultas Pendidikan Olah Raga
dan Kesehatan: Apa alasan diadakannya pendidikan anti korupsi pada mahasiswa
Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan dan cara mengajarkannya?
Ø
Jawaban
1.
Bpk Dr. H. Choiron, M.Ag.
Semua
pendidikan itu baik (selagi tidak bertentangan), yaitu dengan tujuan
memanusiakan manusia. Di IKIP PGRI Denpasar ini mahasiswa maupun
dosen-dosennya terdapat banyak penganut agama yang berbeda-beda yaitu agama
Islam, Hindu, Kristen, Protestan dan Katolik.
Pada
agama Hindu yang kebanyakan dianut masyarakat Bali terdapat
beberapa kasta yaitu:
a. Brahmana yang
berfilsafatkan keberagamaan. Brahma yang juga berarti lahir di dunia itu
kepaalanya dulu jadi kasta ini adalah kasta tertinggi yang sangat dihormati.
Yang menduduki kasta ini biasanya dari golongan pendeta.
b. Ksatria yang
berfilsafatkan golongan dari ahli belajar, guru, dibaktis, dll. Biasanya
golongan ini berupa para guru, tentara.
c. Waisya,
golongan ini berupa para pedagang
d. Sudra, golongan
ini berisikan orang-orang pembuat senjata atau alat pertanian
Pada
agama Hindu ini kasta diakui dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat disana
juga tidak menginginkan adanya perubahan ataupun pembauran untu menuju
perkembangan pada kemajuan.
2.
Fatim (PGRA)
PGRA
itu tidak termasuk pada pendidikan dasar karena pada bimbingan konseling itu
harusnya pada proses terjadi tatap muka antar pribadi maupun dengan beberapa
orang. Di PGRA guru harus memahami clien (murid) yang clien disini tidak
memberikan keluhan. Yang terjadi clien ini pada prosesnya masih dalam bentuk
permainan.
Pada
seni drama tari dan musik diaplikasikan
sedemikian rupa dengan memperkuatkan antara budaya dan edukasi.
3.
Asmuni (PBA)
Pendidikan
yang berkontribusikan secara tepat melalui budaya dan agama yaitu dengan
pendidikan profesional yang berkarakter dan berbudaya. Pendidikan
yang cocok untuk Negara kita yait dengan semua bentuk belajar yang positif,
banyak latihan, belajar bertanding secara maksimal untuk mencapai prestasi.
Dengan prestasi yang bias berupa beasiswa, penghargaan, pos-pos pelatihan, dan
hadiah maka akan membangkitkan semangat anak didik yang berjuang menuju kesuksesan
dan berprestasi.
4.
Bu Muzdalifah
Anti
korupsi pada pembelajaran Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan disarankan
karena maraknya korupsi di Indonesia. Di IKIP PGRI Denpasar diadakan pendidikan
anti korupsi dan kewirausahaan untuk bisa mengatasi permasalahan yang terjadi.
b.
Penandatanganan MOU antara IKIP PGRI Bali dan STAIN Kudus
Kerjasama (MOU) antara IKIP PGRI Bali dan STAIN Kudus ditanda
tangani oleh wakil ketua I STAIN Kudus yaitu Bapak Saechan Muchid dan dari
pihak IKIP PGRI Bali diwakilkan oleh Dr. I Made Suwarta,SH,M.Hum.
c.
Penyerahan Cinderamata
antara IKIP PGRI Bali dengan STAIN Kudus
Dari pihak STAIN Kudus menyerahkan cinderamata berupa makanan khas
Kudus yaitu Jenang Mubarok dan vandel dari keramik kepada IKIP PGRI Bali
sebagai kenang-kenangan dan rasa terimakasih atas kerjasamanya. Begitu juga
IKIP PGRI Bali menyerahkan cinderamata berupa Batik khas Bali dan vandal kepada
STAIN Kudus.
5.
Penutupan
Pelaksanaan seminar di IKIP PGRI terlaksana dengan baik dan lancar.
Acara ditutup dengan istirahat bersama. Seminar berlansung hingga pukul 14.15
WITA.
B.
KEGIATAN ILMIAH DI IALF
Kegiatan ilmiah di lembaga IALF Bali
yakni berupa dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Agustus 2015 pada pukul
10.30 WITA sampai pukul 12.30 WITA. Pada pelatihan ini mahasiswa STAIN Kudus
mendapat pelatihan dari seorang Assistant
Teacher Training Manager IALF Bali yaitu Ni
Komang Wartini, dengan topik “Teaching Large Classes”.
1.
Opening
First
of all the trainer said, “Lets praises and say thanks to God who has giving us
blessing and merciful in our life, so we can gather here in good condition
without weakness anything”.
Then,
she introduced herself. Her name is Ni Komang Wartini and everybody can call
her Miss Koma. She is
Assistant Teacher Training Manager IALF Bali. Her address email is
kwartini@ialf.edu. If her training participants have some questions about this
or others, they can send their email to her. At that occasion she would give
some information about “Teaching Large
Classes”.
2.
Workshop “Teaching Large Classes”
Ideal classroom size is has consist of
twenty to twenty five students because it can engage the students. Teacher can know they characteristics and
he/she can easy to teach them. If more than twenty five, it’s not ideal
classroom because it can be difficult to manage them.
According to Hayes, “The large classes is there is no numerical
determination of what shape a large class as teachers perceptions of large
classes different from one context to another”.
The large classes have big problems consist
of:
a. It’s difficult to keep good discipline
going in a large class
Possible solutions:
establish a code of behavior that is created by teachers and learners together
(a class contract).
b. There may be less individual
teacher-student interaction
Possible solution: Use
group work- use both mixed and same ability groups. Monitor the groups.
Consider appointing group leaders/monitor to help slower learners.
c. Teachers may not have enough books or
teaching and learning aids.
Possible solution: Divide books amongst
groups or have one group using the books while others work on tasks related to
the theme.
d. It’s hard to monitor activities
effectively
Possible solution:
Monitor groups and have groups report back after activities.
e. It’s more difficult to arrange students
into groups for group work
Possible solution: use
seating position to define groups- group in individual rows are two together.
f. Not all students participate fully in
the activities
Possible solution: use
pair work in addition to group work. Allocate different activities to each pair.
g. Activities take longer to do
Possible solution:
Appoint monitors to assist with distributing/collecting materials and ensuring
others are on task.
h. Some students finish activities a lot
quicker than others.
Possible solution: Have
additional questions/activities for stronger student- more detailed comprehension questions or
dictionary work.
i. Learning all students name is more
challenging
Possible solution: Use
name tags and appropriate name games early in the term and use names every time
you talk to individual students.
j. Stronger students dominate while weaker
students remain silent
Possible solution: Call
on quieter students to answer more and use appropriate pair/group work
groupings.
Ideal
classroom should be able to provide comfort for the occupants namely teacher and students,
for example with the tables and chairs are adequate to support a smooth process
of learning and utilize existing media in accordance.
In
the process of classroom management , a teacher should be able feeling,
assessing and correcting his/her success in managing his/her own class to match
the goals and expectations for achieving personal success as well as for
students in order to achieve satisfaction and students can feel pleasure and
comfort as expected.
Advantages and challenges of Teaching Large Classes, such as:
·
Advantages:
- High energy
Fun exciting.
-
Timing
Classes go by quickly.
- Participation
·
Challenges:
- Intimacy
Remembering student’s names can take a while.
-
Student needs
Meeting individual needs can be difficult or impossible.
-
Marking
-
Distraction
-
Preparations.
-
Noise level
It can become out of hand when students are working in pairs or
groups.
Each learner or student as an
individual and a subject of learning has different characteristics. The conditions found in each
student can influence how the students' learning process. Good conditions can
support learning process, otherwise if it’s with the characteristics of weak,
it can be a barrier to the learning process.
Of
course
not every leaner is the same, and teachers need to deal with difference.
Difference
|
Possible Problem
|
Solution
|
Language learning
ability
|
Some students may
find tasks easier than other, and so work faster.
|
Have extra tasks for
faster students, or tasks where slower students do not have to complete as
much as faster students.
|
Language knowledge
|
Some students know
much more language than others.
|
Setting students up
with the target language before they begin a task helps everyone to complete
it.
|
Cultural Background
|
Students from
different background may not share the same knowledge or beliefs.
|
Be culturally aware
and sensitive, when choosing materials and when grouping students.
|
Attitude towards the
language
|
Some students may
have little interest in learning English.
|
Motivate your learners. Provide
interesting and appropriate materials, and raise their awareness of the
benefits of learning English.
|
Intelligence
|
Some students may
appear to be less intelligent than others, and so seem slower at understanding
things.
|
Be patient with
slower students, and try to present language in a variety of different ways.
|
World knowledge
|
Some students are aware of the world
around them… while other may know less.
|
Choose topics that
are well known. Sometimes you may have to adapt material. (If the textbook
includes a text about shopping
in Los Angeles, you
may want to change it for a text on shopping in Jakarta).
|
Age
|
Students of different
ages will have different knowledge and different experiences.
|
Selecting material
which will appeal to a broad range of ages will help here.
|
Gender
|
M/ F. Girls may be
more interested in certain topics, and boys by other.
|
Try to select
material which cover topics of interest to both male and females.
|
Personality
|
Some students may be
loud and extroverted, and other shy and more introverted.
|
Good classroom
management is important here.
Make sure everyone is
included, and that all students participate, event the shy or quite ones.
|
Confidence
|
More confident learners
while participate more.
|
Praising students
raises their confidence. Setting them up with the target language before they
do the task also raises their confidence.
|
Motivation
|
Some students will be
motivated, while others are not really interested.
|
Choose motivational
and interesting material. Give student praise.
|
Interests
|
Students have
different interest, and so not all material will suit everyone.
|
Try to choose general
topics. Also, if you do a ’LEAD IN‘ before a task, you can raise students
interest in the topic.
|
Clearly,
with so many differences between all the individuals in a class, it is
challenging for a teacher to keep all the learners interested, engaged and
motivated all the time. Fortunately, by planning lessons which are ‘varied’, we
can hopefully keep most students engaged most of the time.
We
have to remember that students often have short concentration spans. So, by
varying the task we ask them to do, hopefully we will keep them attentive.
Variety
is important in skills (remember speaking), tasks (not just gap fills), seating
(turn the chairs round), giving feedback (as student-centered as possible), and
interaction patterns (pairs, groups etc). By varying these, we can ensure that
learners stay focused and that lessons are effective.
3.
Evaluation
The last part of training in IALF is evaluation about the topic; Teaching Large Classes that have to done
by participants. Evaluation is an assessment of the
quality and success of the training carried out by the participants and
instructors. After that, the Assistant Teacher Training Manager closed the
training in IALF Bali. She hoped that information which is given by her will
useful for them and she said good bye to them.
C.
KARYA WISATA
1.
Pantai Kuta Bali
Kuta Bali, yang dulunya dikenal sebagai
perkampungan nelayan, kini telah berubah menjadi sebuah tempat tujuan wisata
ternama di Pantai
yang membentang lebih dari 2 km
ini menawarkan pasir putihnya yang indah dan pesona sunset (matahari
tenggelam). Pantai
Kuta juga dikenal sebagai tempat olahraga surfing alias selancar.
Event-event surfing nasional dan internasional juga sering digelar di sini. Dan
event akbar tahunan Kuta Karnival pun digelar di sini dengan berbagai
kegiatan olahraga dan hiburan yang cukup menyedot animo pengunjung pantai Kuta.[1]
Kawasan wisata Kuta juga dikenal sebagai
pusat perkembangan pariwisata Bali. Fasilitas seperti restoran, spa, hiburan
dan tempat penginapan dengan berbagai harga sangat banyak jumlahnya. Untuk
menikmati keindahan dan suasana Kuta dapat ditempuh dengan jalan kaki, dengan
mobil ataupun alat transportasi traditional, delman.[2]
2.
Pantai Pandawa
Pantai Pandawa
adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Nama
tempat wisata ini didapatkan dari adanya lima buah patung Pandawa, legenda
dalam ajaran Hindu, yang menghadap pantai. Di tebing kapur tersebut di buat
lubang-lubang untuk menempatkan kelima patung pandawa, yang terdiri dari
Yudistira, Bima, Arjuna, dan si kembar Nakula dan Sadewa. Tempat
wisata ini dahulu disebut dengan nama Secret Beach, karena
lokasinya yang berada di balik
tebing kapur tinggi, sehingga tak banyak orang yang mengetahui keberadaannya.
Sekarang, pemerintah daerah telah membuka akses masuk dengan membuat jalan
sepanjang 1,5 km membelah tebing kapur.[3]
Berkunjung ke Pantai Pandawa
berarti perlu bersiap-siap untuk basah. Berenang menjadi aktivitas
utama selain kano atau paragliding. Akan tetapi apabila tidak ingin
berbasah-basahan maka bisa bersantai duduk di warung-warung pingggir
pantai sembari menikmati air kelapa
bersama jagung bakar.[4]
3.
Puja Mandala
Puja Mandala adalah sebuah kompleks tempat
bangunan peribadatan indah di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali. Lokasi Puja
Mandala berada di tepi kanan jalan arah menuju Hotel STP (Sekolah Tinggi
Pariwisata). Puja Mandala berjarak sekitar 12 km dari Bandara Ngurah Rai ke
arah Nusa Dua.[5]
Di Puja Mandala terdapat lima tempat ibadah
dari agama yang diakui di Indonesia. Yaitu agama Islam, Katholik, Budha,
Protestan dan Hindu. Uniknya, bangunan tersebut berdiri berdampingan, rumah –
rumah ibadat itu dibangun tanpa sekat pemisah, memiliki satu halaman, dan
memiliki atap yang sama tinggi tanpa ada yang melebihi. Ini merupakan sebuah
cermin dari kebhinekaan yang ika. Bagi yang baru mengetahui dan mengunjunginya
memang terdengar asing akan tetapi berbeda dengan penduduk Desa Bualu yang
hampir setiap hari menyaksikan kegiatan keagamaan dari masing-masing agama yang
tentunya berbeda-beda. Bahkan, kegiatan-kegiatan itu terjadi bersamaan. Namun,
mereka berusaha bersikap saling menghormati, agar kerukunan tetap terjaga.[6]
4.
Tari Barong Gianyar Bali
Tari barong
adalah satu tari bali peninggalan kebudayaan pra hindu selain tari sangyang.
Kata barong berasal dari kata bahruang berarti binatang beruang, seekor
binatang mitologi yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang
pelindung bagi makhluk hidup dan juga pembawa manfaat dan kebaikan bagi
sekitarnya. Tarian ini menggambarkan prtarungn antara kebajikan dan kebatilan.
Dalam tari
barong kebajikan dipresentasikan pada lakon Barong, yakni seorang penari dengan
kostum binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Sementara
kebatilan dimainkan oleh
Rangda, sosok menyeramkan dengan taring di mulutnya, keduanya bertarung sambil
menari mengikuti alunan music tradisional Bali.
Tokoh barong
pada tarian ini kostumnya menarik karena dilengkapi pernak pernik yang meriah.
Topeng barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti
kuburan, oleh sebab itu barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan
oleh masyarakat hindu di Bali. Pertunjukan yang diiringi dengan gamelan gong
gebyar, gamelan babarongan, dan gamelan batel. Barong sendiri digambarkan
sebagai makhluk perpaduan singa, harimau, dan juga lembu. Pada tubuh barong
dihiasi dengan ornament-ornamen kulit, potongan kaca cermin serta dilengkapi
dengan bulu-bulu yang terbuat dari serat pandan, tokoh barong juga dimainkan
oleh dua penari sekaligus. Selain itu, ada
tokoh pendukung lain seperti kera yang merupakan sahabat barong, Dewi
kunti, Sadewa, serta para pengikut Rangda. Meskipun tarian ini menceritakan
tentang pertarungan antara kebatilan dan kejahatan, tarian ini mengandung unsur
komedi yang diselipkan di tengah-tengah pertunjukan.hal ini tercermin dari
beberapa gerakan dari barong dank era yang mengundang tawa penonton.[7]
5.
Hutan Sangeh
Sangeh adalah
sebuah tempat pariwisata di
pulau Bali yang terletak di Desa Sangeh Kecamatan Abansemal Kabupaten Badung,
Bali. Sangeh terdiri dari dua suku kata yaitu Sang yang berarti orang,
dan Ngeh yang berarti melihat. Jadi artinya sangeh itu adalah tempat
dimana orang melihat pohon pala, berjalan dan terdiam ditempat itu. Lokasi
objek wisata sangeh hanya terletak
sekitar 20 km saja dari Denpasar. Salah satu pesona dari Taman Wisata Alam
sangeh di Bali adalah wisata hutan
yang termasuk hutan lindung yang dilindungi dengan luas sekitar 14 hektar.
Sangeh terkenal karena sebuah desa di mana monyet-monyet (beruk) berkeliaran
dengan bebas dan di keramatkan oleh penduduk setempat di sebuah hutan. Di
tengah hutan ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari. Pura Bukit
Sari dibangun oleh Kerajaan Mengwi dan sekarang diserahkan ke penduduk
setempat. Monyet disini memiliki raja dan konon juga memiliki tiga wilayah
kerajaan.[8]
Ketika kita
sudah mengunjungi taman wisata ini, kita pasti akan tertarik dengan keindahan
pohon pala yang tumbuh di hutan ini, karena selain tumbuhnya lurus, pohon pala
juga memiliki kayu yang sangat bagus. Namun anehnya menurut beberapa sumber,
pohon pala Sangeh konon tidak bisa ditanam ditempat lain. Sehingga orang-orang
yang ingin memiliki kayu pohon pala tidak pernah kesampaian. Pengelola Taman
Wisata Sangeh menceritakan tentang sebuah pohon yang telah tua dan akan roboh.
Dari perkiraan banyak orang, pohon tersebut akan roboh ke arah Pura Bukit Sari,
namun kenyataannya ternyata melenceng. Awalnya pohon tersebut akan ditebang
namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan. Selain pohon pala,
masih ada pohon yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasanya
menyebutnya pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang
sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan ditengah lubang tersebut
tumbuh batang yang mengarah kebawah yang terlihat seperti alat kelamin
Laki-laki. Pohon Lanang Wadon tumbuh persis di pelataran
depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon Pule.[9]
6.
Puncak Indah Bedugul
Danau Begudul
terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan kurang
lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan jaraknya dari kota Denpasar
sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada ditepi Danau
Beratan, nama pura Ulun Danu diambil dari kata Danau. Bedugul berasal dari dua alat musik, yaitu bedug dan gong. Gabungan
bunyi yang dihasilkan bedug dan gong tersebut menjadi asal-usul nama Bedugul,
lebih menarik yang selalu melekat dengan adanya pura yang terdapat disebelah
danau tersebut. Dalam babad Mengwi menjelaskan bahwa seorang pendiri kerajaan
Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan,
sebelum beliau mendirikan pulau ayun [10]
Wisata puncak
memang menjadi salah satu favorit para
wisatawan Asing maupun Lokal termasuk wisata Puncak yang ada di Bali ini yaitu
Begudul. Begudul merupakan salah satu objek wisata yang berada di dataran
tinggi Bali, disana bisa merasakan sejuk dan indahnya pemandangan dataran
tinggi Bali, hijau dan tidak ada asap atau polusi kendaraan yang mengganggu.
Objek wisata Begudul Bali akan membuat ketagihan untuk mengunjunginya karena di
Bedugul terdapat Danau yang berbama Danau Bratan, Danau yang terletak sebelah
“Candi Kuning” sebuah pura tempat peribadatan umat hindu di daerah sana. Di danau
ini kita bisa menikmati berbagai macam rekreasi dalam cuaca yang “dingin”,
selain itu dipinggiran danau ada beberapaq kuliner maknyus juga penyewaan boat
dan pancing.[11]
7.
Pusat Perbelanjaan Krisna
Toko Krisna Oleh-oleh Bali berdiri untuk pertama kalinya
pada tanggal 16 Mei 2007 dengan pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom yang
sekaligus owner dari COK KONFEKSI, salah satu pusat produksi baju kaos Bali.
Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermula sehingga pada tahun 2007
berdirilah Krisna Bali yang bertempat di Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali.[12]
Beberapa
oleh oleh khas Bali yang tersedia di pusat oleh-oleh Krisna Bali antara lain
Kerajinan Tangan, Camilan Khas Bali, Bed Cover, Tas Kreasi, Pernak-Pernik,
Lukisan, Silver ada juga T-Shirt kartun tentang Bali yang unik dan lucu yang
menjadi produk andalan Krisna Bali. Krisna Bali mempunyai 4 outlet lain yang
tersebar di kawasan Kuta dan Denpasar.
1.
Krisna Nusa Indah
Merupakan
outlet KRISNA Oleh – Oleh Khas Bali yang pertama kali didirikan pada tanggal 16
Mei 2007. terletak di jalan Nusa Indah Denpasar. Tepatnya berada di dekat
Taman Budaya ART CENTER.
2.
Krisna Nusa Kambangan
Krisna Nusa
Kambangan terletak di jalan Nusa Kambangan Denpasar, didirikan pada tanggal 16
Mei 2008.
3.
Krisna Sunset Road
Krisna Sunset
Road terletak di jalan Sunset Road No 88, Kuta, Badung, Bali. Didirikan pada
tahun 2009. Pengunjung bisa memilih oleh-oleh dan mampir ke Restaurant Grafika.
4.
Krisna Tuban
Krisna Tuban
terletak di jalan Raya Tuban, Kuta, Bali persis berada sekitar 100 meter ke
Utara pertigaan Patung Kuda, Tuban, Bali.[13]
8.
Pusat Perbelanjaan Dewata
Pendiri Wisata Belanja Dewata oleh-oleh
Khas Bali yaitu Gusti Putu Darmayuda,
atau Agung Darmayuda seorang pegawai negeri di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Denpasar dan isterinya Kadek Imawatiatau Jero
Puspitawati.
Dewata,
diresmikan pada tanggal 30 Maret tahun 2010. DEWATA SOUVENIR BALI bergerak
dibidang usaha jual oleh-oleh khas Bali, berupa kerajinan Bali, kaos Bali,
pernak-pernik Bali, lukisan Bali, patung Bali, sandal yang berlogokan dewata. Dewata ini berlokasikan di JL. BY PASS NGURAH
RAI NO 53 SANUR KESIMAN DENPASAR, BALI. Lokasinya sangat strategis sehingga mudah
ditemukan dari berbagai penjuru.
DEWATA hadir menjual souvenir dengan memberikan kenyamanan
bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh dengan memprioritaskan kwalitas yang
bagus tapi harga murah, tidak murah-murahan. Buktikan hasil kerajinan dewata
karena dewata memproduksi baju kaos sendiri, dari menjual kain, menjahit,
menyablon, dan membordir sendiri. Dan akhirnya dewata oleh-oleh berdiri yang
dulunya hanya konveksi yang mengalami instansi dan pribadi saja. Tempat
dewata mewah tapi harganya murah dan
terjangkau.[14]
9.
Pusat Perbelanjaan Joger
Joger, dikenal dengan pabrik kata-kata yang
berlokasi di kawasan jalan raya Kuta dan di Desa Luwus Bedugul Bali. Nama Joger
diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu bapak Joseph Theodorus Wulianadi
yang digabung dengan nama sahabatnya Bapak Gerard. Sahabatnya ini sangat
berjasa dalam merintis usaha pabrik kata kata ini. Pada tahun 1981 Joseph
diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar US $ 20.000 sebagai modal dari
usahanya. Awalnya dibuka di alamat Jalan Sulawesi no 37 Denpasar, namun sejak
tanggal 7 Juli 1987 toko ini pindah ke tempatnya sekarang di alamat Jalan Raya
Kuta sebelah supermarket Supernova.
Setiap pengunjung yang akan memasuki oleh-oleh
Joger ini akan disapa dengan ramah dan akan ditempeli stiker sebagai tanda
masuk VVIP dan akan dilakukan scaning. Didalam galery Joger ini ada ruangan
yang khusus memajang koleksi T-shirt, ruangan khusus souvenir seperti mug,
sandal, gantungan kunci dan lain sebagainya. Joger Bali hanya satu-satunya
tempat di Indonesia yang menjual jam terbalik dan merupakan ciri khas oleh-oleh
Joger Bali. Ada juga ruangan di pojok yang menawarkan souvenir berupa guci dan
pernak-pernik lainnya. Dari segi harga tentunya relatif dan tentunya pula
kualitas barang yang ada di Joger ini sangat bagus.[15]
BAB III
ANALISIS
DAN SOLUSI
A. SEMINAR IKIP PGRI DENPASAR BALI
Kerjasama antara IKIP PGRI dengan STAIN Kudus cukup baik,
tapi alangkah baiknya kerjasama tersebut dilanjutkan dengan studi banding yang berupa pertukaran pelajar dan dosen. Di samping itu terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk
pembenahan STAIN Kudus ke depannya dari bercermin pada IKIP
PGRI Denpasar yaitu:
1.
Sarana prasarana
·
Ruang kelas
Sarana prasarana merupakan
media yang sangat mempengaruhi pembelajaran. Salah satunya yaitu ruang kelas
yang dipakai oleh mahasiswa. Dengan banyaknya ruang kelas yang tercukupi untuk
mahasiswa proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan meminimalisir
munculnya masalah.
·
Laboratorium
Laboratorium merupakan media pembelajaran yang penting dalam pembelajaran.
Laboratorium menjadi kebutuhan utama pada
materi perkuliahan yang bersifat praktikum. Di dalamnya mahasiswa dapat
melakukan simulasi sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
·
Teknologi Informasi
Hampir di setiap
lembaga pendidikan telah tampak fenomena bahwa yang menjadi kriteria
pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki
perangkat teknologi informasi sangat memadai dalam berbagai aktifitas
operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu disebabkan oleh salah satu
unsu penilaian masyarakat tentang kualitas pendidikan saat ini dapat dilihat
dari kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam menyajikan jasa pendidikan
diantaranya menggunakan teknologi informasi.[16]
2.
Materi mata kuliah
·
Pendidikan anti korupsi dan kewirausahaan
Pendidikan anti korupsi merupakan pendidikan yang sangat penting
karena kian maraknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang
berpendidikan tinggi. Pendidikan ini merupakan pendidikan berbasis karakter
karena dilakukan demi tercapainya pemahaman manusia atas etika dan norma yang
baik. Pentingnya Pendidikan Anti-korupsi Peran serta
mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi akan maksimal jika mahasiswa
memahami pengetahuan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya, serta
menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya.
Pendidikan ini bisa ditanamkan berupa sikap
jujur, menghindari berbuat curang, dan sikap dewasa dalam memandang uang. Pendidikan
anti korupsi di perguruan tinggi dengan pola pikir yang sudah berbeda maka bisa
berupa pengenalan berupa akibat-akibat buruk dari korupsi dengan contoh-contoh
yang dekat dengan mereka. Pengenalan
bahwa sepintar apapun tetap akan ditemukan merupakan bagian dari pendidikan
yang bisa sangat efektif khususnya ketika hal tersebut disajikan dengan contoh
yang tepat dan populer.
·
Pendidikan karakter
Penguatan pendidikan moral (moral
education) atau pendidikan
karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat
relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis
tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan
obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi
masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh
karena itu betapa pentingnya
pendidikan karakter.
3.
Prestasi
·
Dosen dan pelatih ahli
Prestasi yang dicapai oleh IKIP PGRI Denpasar baik lokal, nasional
bahkan internasional tidak terlepas dari kontribusi para dosen dan pelatih
ahli. Hal serupa perlu diterapkan di
kampus STAIN Kudus agar dapat melahirkan juara-juara berkaliber nasional bahkan
internasional. Selain itu
perlu adanya apresiasi yang diberikan oleh pihak kampus kepada para mahasiswa
agar mereka termotivasi untuk mengembangkan bakat dan minat mereka. Sehingga
bakat dan minat yang terasah akan menjadi tajam, hal ini merupakan bekal bagi
mereka dalam ajang kompetisi sehingga membawa gelar juara ketika kembali ke
kampus mereka.
B.
KEGIATAN ILMIAH DI IALF
Pelatihan di IALF memberi peluang peserta pelatihan yaitu
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dalam berbahasa Inggis. Metode yang
digunakan efektif untuk menyampaikan materi yang disajikan, meski menggunakan
bahasa Inggris. Metode yang ditemukan di sana bukan hanya satu metode, akan
tetapi multi metode dan memberi variety (variasi) dalam metode dan pola pembelajaran. Variasi
yang dimaksud yaitu skills (remember
speaking), tasks, seating (turn the chairs round), giving feedback (as
student-centered as possible), and interaction patterns (pairs, groups
dll). Variasi adalah
salah satu cara yang membuat peserta didik tetap konsentrasi dan termotivasi,
sehingga kegiatan pembelajran senantiasa berjalan dengan dinamis, artinya
selalu terjadi berbagai variasi dan inovasi.[17]
Sesuai dengan topik yang di sampaikan oleh pelatih yaitu
‘teaching large class’, pelatihan ini juga merupakan contoh gambaran
dari teaching large class itu sendiri. Karena dalam satu ruang terdiri
lebih dari 100 peserta, padahal diketahui kelas yang ideal yaitu terdiri dari
20 peserta didik. Pelatihan di IALF yang merupakan jenis dari large class
memilki beberapa keuntungan, salah satunya menciptakan suasana atmosfir ruang pelatihan
yang menyenangkan. Suasana yang semacam itu dapat menghindarkan peserta dari kecemasan. Jika hal tersebut tidak dihindarkan maka akan
menimbulkan kendala pembelajaran. Kecemasan
akan menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini akan mengganggu perbuatan
belajar sebab mengakibatkan pindahnya perhatiannya kepada hal lain sehingga
kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.[18]
Pelatih juga memberi motivasi kepada peserta untuk ikut
berpartisipasi dalam workshop. Kekurangan
atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa (peserta) dalam
melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran.[19] Oleh karena itu setelah mereka mendapat
motivasi dari pelatih selain motivasi internal mereka, mereka menjadi aktif dan
bersemangat untuk berpartisipasi dengan memaparkan pendapat dan mengajukan
pertanyaan. Karena motivasi mampu membangkitkan percaya diri (confidence)
dan keberanian peserta.
Akan tetapi, karena tidak semua peserta mahir bahasa
Inggris seharusnya waktu pelatihan tersebut ditambah agar semua peserta bisa
mendapat waktu yang banyak untuk memahami/mengerti bahasa asing (Bahasa Inggris).
C. KARYA WISATA
Pada
wisata pantai Kuta dan pantai Pandawa termasuk area wisata yang cukup bersih
dan itu patut diterapkan pada pantai-pantai yang lain di Indonesia. Untuk
kedatangan wisata mancanegara sangat antusias sehingga presentase
pendatang baru cukup banyak dan sangat diminati turis asing dari penjuru negara
lain. Dari segi pendidikan dapat kita ditemukan yaitu kesempatan untuk melakukan komunikasi dengan turis asing sehingga terjalin interaksi sosial dan tentu juga sekaligus belajar berbahasa asing. Selain itu kita juga dapat belajar
bagaimana menjaga ekosistem agar tetap terjaga keasriannya. Akan tetapi untuk menuju ke Pantai Kuta
pengunjung harus berdesakan dan sabar untuk menghadapi jalan yang macet, hal
ini disebabkan karena jalan yang disediakan sempit dan dipenuhi pengunjung yang
sangat ramai.
Pada
objek wisata hutan Sangeh terdapat banyak pendidikan yang dapat
diambil yaitu menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan di Sangeh. Akan tetapi bagi pengunjung wanita yang
sedang berhalangan di larang untuk memasuki kawasan hutan di Sangeh karena di
dalam hutan terdapat tempat yang disucikan oleh umat Hindu yaitu Pura. Hal ini
menjadi suatu ketidaknyamanan bagi pengunjung wanita yang berhalangan, akan
lebih baik jika ada objek wisata alternatif bagi yang sedang berhalangan di
sekitar kawasan Sangeh.
Michael Walzer memandang toleransi sebagai keniscayaan
dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi adalah
membangun hidup damai di anatara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.[20]
Di kompleks Puja Mandala pengunjung dapat merasakan suasana toleransi beragama
yang kental. Dimana mereka yang mempunyai agama yang beragam bisa hidup
berdampingan dengan saling menghormati. Hal ini digambarkan oleh 5 tempat
ibadah di kompleks Puja Mandala yaitu Agama Islam berupa masjid, Agama Hindhu
berupa Pura, Agama Kristen berupa Gereja, Agama Katholik berupa Gereja pula dan
Agama Budha berupa Vihara. Kerukunan beragama akan terwujud apabila
masing-masing pemeluk agama dapat menciptakan kondisi yang kondusif dan hidp
rukun, damai dan nyaman. Kerukunan bergama tidak bisa dipisahkan dari toleransi
beragama.[21]
Pada Tari Barong mengandung amanat, bahwa dimana ada
kebaikan pasti ada keburukan yang terus berarung dan dimenangkan oleh kebaikan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa apapun yang dilakukan dengan keburukan pasti
akan terkalahkan dengan kebaikan. Dalam pertunjukan tari ini penonton dapat
menikmati karya seni yang saling berpadu, yaitu seni rupa, seni tari, seni
musik dan seni lakon atau drama. Mereka mendapat gambaran tentang kreativitas
yang membalut kelestarian budaya. Profesionalisme dari para pemain yang ahli di
bidangnya masing-masing menghasilkan pertunjukan yang menakjubkan. Jadi ada
banyak nilai yang dapat diambil oleh penonton untuk diterapkan di kehidupan
mereka masing-masing yaitu kreativitas yang tinggi, pelestarian budaya dan
profesionalisme.
Danau Bedugul pelajaran yang dapat kita ambil adalah pengetahuan mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dengan agama yang mempunyai adat-adat berbeda. Tempat wisata Bedugul
itu bukan hanya untuk tempat bersenang-senang tapi pengunjung dapat mempelajari
kawasan wisata Bedugul yang kaya akan kisah sejarah, agama dan budaya. Di
lokasi wisata ini pula pengunjung dapat melakukan tafakur melalui pemandangan
yang sangat menakjubkan. Selain itu udara yang bersih dan sejuk akan
membersihkan sistem pernafasan pengunjung yang terkontaminasi dengan polutan.
Dari
segi perbinisan kita dapat mengambil pelajaran dari pusat oleh-oleh Joger,
Dewata, dan Krishna. Di sana
terdapat nilai bahwa sebuah usaha tidak harus sama dengan yang lain, suatu
bisnis atau usaha boleh saja sama tetapi diikuti juga dengan inovasi yang
membedakan bisnis itu dengan bisnis yang lain. Memiliki inovasi yang dapat
membuat konsumen tertarik dan merasakan hal yang berbeda. Dari segi sarana kita
dapat melihat bahwa pusat oleh-oleh Joger menerapkan sistem pengamanan yang sangat ketat
yaitu ketika semua barang-barang diperiksa sebelum masuk. Budaya mengantre
juga dapat ditemukan saat akan melakukan transaksi pembayaran dan hal ini patut
dipertahankan dan dijadikan contoh instansi atau bisnis lain.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disumpulkan
beberapa hal yaitu:
1. IKIP PGRI Denpasar Bali memiliki 5 Fakultas yaitu: (1) Fakultas Ilmu Pendidikan terdiri dari program studi Bimbingan dan Konseling, (2) Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni terdiri dari program studi Pendidikan
Bahasa Indonesia dan Daerah, Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama
Tari dan Musik, (3) Fakultas
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial
terdiri dari prigram studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sejarah, (4) Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan
terdiri dari program studi Pendidikan
Olah Raga dan Kesehatan, dan (5) Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari
program studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi.
2. IALF presented
topic ‘Teaching Large Class’ in the training. Teaching Large Class has many
challenges and big problems, but there is solutions to solve possible problem. Differences student and others also create other problems, but there is delivered some solutions. Meanwhile,
it has many advantages.
3. Di Provinsi Bali terdapat banyak destinasi wisata
yang syarat akan edukasinya di antaranya yaitu Pantai Kuta, Puja Mandala, Pantai
Pandawa, pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Sangeh dan Bedugul. Selain itu terdapat pusat belanja untuk membeli
oleh-oleh yaitu Krishna, Dewata dan
Joger.
4. Penandanganan
MOU antara STAIN Kudus dan IKIP PGRI Denpasar hendaknya ditindaklanjuti dengan studi banding yang berupa pertukaran pelajar dan dosen. Selain itu
beberapa hal seperti kelengkapan sarana dan prasarana, materi mata kuliah dan
prestasi menjadi perhatian STAIN Kudus untuk pembenahan ke depannya.
5. Pelatihan di IALF dilakukan dengan bahasa
pengantar asing yaitu Bahasa Inggris, dengan ini diharapkan mahasiswa dapat
mengembangkan keterampilan dalam Bahasa Inggris, selain itu strategi yang
efektif yang diterapkan oleh trainer dari IALF perlu juga diterapkan
oleh lembaga pendidikan lainnya.
6. Destinasi
wisata di Provinsi Bali yang syarat dengan budaya, nilai estetika yang tinggi
dan pula kerukunan beragama dapat menjadi pengetahuan positif bagi perngunjung.
Selain itu di pusat belanja mereka juga mendapat pengetahuan tentang inovasi
dan kewirausahaan.
B.
SARAN
Setelah kami menyelesiakn Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, kami
merasa perlu untuk mengemukakan saran yang konstruktif demi tercapainya
perbaikan dan perkembangan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
1. Saran-saran untuk mahasiswa STAIN Kudus:
a. Untuk disiplin dalam mematuhi aturan yang
telah ditetapkan, agar tidak ditemukan lagi masalah yang tidak diharapkan.
b. Untuk memakai busana yang sopan sesuai dengan
tempat yang akan menjadi tujuan kunjungan.
c. Setiap mahasiswa yang mengikuti PKL perlu
untuk selalu menjunjung tinggi semangat kerjasama antar mahasiswa lainnya.
d. Berperilaku yang mencerminkan manusia yang
religius dan bertata krama dalam proses pelaksanaan PKL.
e. Mengembangkan semangat edukasi dengan menggali
keilmuan dan pengetahuan selama dalam proses PKL.
2. Saran-saran untuk Jurusan Tarbiyah STAIN
Kudus:
a. Waktu pelaksanaan PKL hendaknya ditambah lagi,
agar mahasiswa dapat lebih banyak mendapatkan informasi, ilmu dan pengetahuan.
b. Pelaksanaan PKL perlu dilakukan pemantauan
langsung dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait selama proses
pelaksanaannya, sehingga mahasiswa tidak akan kebingungan ketika hendak
melakukan suatu tindakan.
c. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak,
pelaksanaan PKL lebih baik tidak dilaksanakan dalam satu kali perjalanan,
karena hal ini akan menyulitkan dalam melakukan koordinasi.
3. Saran-saran untu Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL):
a. Sebelum pelaksanaan PKL hendaknya DPL
memberikan pengarahan kepada mahasiswanya mengenai tugas yang harus mereka
kerjakan.
b. Dalam proses PKL hendaknya DPL selalu
membimbing mahasiswanya pada setiap kunjungan, sehingga mahasiswa akan
memperoleh hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PKL ini.
C.
PENUTUP
Dengan senantiasa memanjatkan puju syukur kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, hidayat dan taufiq-Nya, berkat kuasa dan kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selaligus penyusunan
laporan PKL ini.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami senantiasa mengharapkan kontribusi konstruktif dari para
pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, kami berharap agar laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, serta
dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang terkait.
[3]
http://wisatanature.com/wisata-indonesia/bali/keindahan-pantai-pandawa-bali.html,
diakses pada 26 Agustus 2015.
[5] https://21studiousness.wordpress.com/2013/11/20/puja-mandala-pemersatu-antar-umat
-beragama/, diakses pada tanggal 26 Agustus 2015.
[7] http://palingindonesia.com/kebudayaan-indonesia-makna-dibalik-tari-barong/, diakses pada 26 agustus 2015.
[11] loveyuni.blogspot.com/2013/02/wisatabali, diakses pada 25 Agustus 2015. diakses pada 25 Agustus 2015.
[12] http://sewamobilmurahbali.com/tempat-wisata/krisna-oleh-oleh-bali.html, diakses pada, 29 Agustus 2015
pukul0 19:23 WIB.
[13] http://tempatwisatabali2.blogspot.com/2014/01/tempat-wisata-bali-krisna.html, diakses pada 29 Agustus 2015, pukul 19:28 WIB.
[14] http://bieberswifee.blogspot.com/2014/11/karya-tulis-ilmiah-dewata-oleh-oleh.html, diakses pada
29 Agustus 2015, jam 19:32 WIB.
[16] Eti
Rochaety, dkk., Sistem Informasi Managemen
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 17.
[18]
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), h. 181.
[20] Jamal Ghofir, Piagam Madinah Nilai Toleransi dalam Dakwah Nabi Muhammad
SAW, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2012), h. 29.
No comments:
Post a Comment