Friday, September 18, 2015

PKL WISATA DI BALI



BAB I
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A.  SEMINAR DI IKIP PGRI DENPASAR BALI
Seminar Pendidikan dan Studi Banding Mahasiswa STAIN Kudus Jawa Tengah dilaksanakan di Institut Kegururan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Denpasar Bali, pada hari Selasa tanggal 18 Agustus 2015 pukul 10.30 WITA sampai 14:00 WITA. Kegiatan tersebut diawali dengan penampilan tari Pendet yang dipersembahkan oleh para mahasiswi dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) untuk menyambut para tamu dari STAIN Kudus. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh rektor IKIP PGRI Denpasar Bali, yaitu Dr. I Made Suarta, S.H,.M.Hum., dan sambutan kedua yang disampaikan oleh Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dan Kerjasama STAIN Kudus, yaitu Dr. M. Saekhan Muchith, S.Ag., M.Pd., dimana dari kedua sambutan tersebut dapat mengantarkan pemahaman peserta seminar tentang pendidikan di IKIP PGRI Denpasar Bali maupun di STAIN Kudus. Acara selanjutnya yaitu penandatanganan MOU antara STAIN Kudus dan IKIP PGRI Denpasar Bali
Kegiatan inti dari seminar ini adalah penjelasan mengenai masing-masing Fakultas dari beberapa Dekan Fakultas di IKIP PGRI Denpasar Bali, sehingga dalam bagian ini peserta seminar dapat lebih mendalam memahami tentang pendidikan di IKIP PGRI Denpasar Bali. Seminar pendidikan yang pertama disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu Drs. I Nyoman Waga, M.Si., yang kedua disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni yaitu Dr. I Ketut Yarsama, M.Hum., yang ketiga disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial yaitu Drs. I Dewa Made Alit, M,Pd., yang keempat disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan yaitu Drs. I Wayan Adnyana, MM., M.Erg., dan yang terakhir disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M., kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, terdapat bebberapa pertanyaan dari mahasiswa maupun dosen STAIN Kudus dan mendapatkan tanggapan penjelasan dari para Dekan Fakultas IKIP PGRI Denpasar Bali.
Acara selanjutnya penyerahan cindera mata oleh pihak  STAIN Kudus kepada pihak IKIP PGRI Denpasar Bali. Dan yang paling akhir dari sebuah acara yaitu penutupan, Seminar Pendidikan dan Studi Banding Mahasiswa STAIN Kudus Jawa Tengah dilaksanakan di Institut Kegururan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Denpasar Bali akhirnya berakhir pada pukul 14:00 WITA.

1.    Sambutan Rektor IKIP PGRI Bali
Sesampainya mahasiswa STAIN Kudus di IKIP PGRI Bali pukul 10.55 WITA acara diawali dengan penampilan tari pendet yang dibawakan mahasiswi IKIP PGRI Bali untuk menyambut kedatangan mahasiswa STAIN Kudus jurusan Tabiyah. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan ketua rektor IKIP PGRI Denpasar Bali yang di sampaikan oleh Dr. I Made Suarta, S.H, M.Hum.
Berikut ini uraian singkat sambutan yang disampaikan:
IKIP PGRI sendiri di resmikan pada tanggal 25 Agustus 1983, dan untuk bulan Agustus ini IKIP PGRI merayakan Disnatalis yang ke 32. Awal berdiri IKIP PGRI memiliki 14 prodi. Namun seiring berjalannya waktu satu-persatu dari prodi tersebut mengundurkan diri karena kurangnya peminat dari mahasiswa. Sehingga, sekarang IKIP PGRI memiliki 5 fakultas dengan  9 prodi yang semuanya  terakreditasi B yaitu sebagai berikut :
1.    Fakultas Ilmu Pendidikan prodi Bimbingan Konseling
2.    Fakultas Bahasa dan Seni dengan prodi :
a)    Pendidikan Bahasa dan Daerah
b)   Pendidikan Seni Drama
c)    Pendidikan Seni Tari dan Musik
3.    Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan prodi :
a)    Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi
b)   Pendidikan Sejarah
4.    Fakultas MIPA dengan prodi :
a)    Pendidikan Matematika
b)   Pendidikan Biologi
5.    Fakultas Olahraga dan Kesehatan dengan prodi Pendidikan Olahraga Kesehatan dan Rekreasi
Adapun visi dan misi IKIP PGRI yaitu sebagai berikut :
Visi : menyiapkan dan membentuk guru yang professional. Sejalan dengan visi diatas, maka IKIP PGRI mengemban misi sebagai berikut  :
1)   Mendidik calon tenaga-tenaga pendidik yang memiliki wawasan budaya dan budi pekerti luhur.
2)   Terlaksanya pendidikan yang handal di bidang pendidikan.
3)   Terlaksanya pendidikanyang handal sesuai dengan perkembangan jamannya.
4)   Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkualitas dengan bidang pendidikan.
5)   Melaksanakan pengamdian masyarakat sebagai bagian dari kehidupan dan lingkungan masyarakat sehari-hari.
Di IKIP PGRI selalu menggunakan prinsip Tri Hite Karani yaitu :
1)   Selalu menjaga etika dengan Tuhan
2)   Selalu menjaga lingkungan sekitar
3)   Selalu menjaga sesama
Dengan menjalankan visi dan misi diatas maka IKIP PGRI meraih banyak prestasi, yaitu sebagai berikut :
1)   Peringkat I tingkat Nasional di bidang Genre.
2)   Mengirim 3 mahasiswa di SEA Games dan semuanya meraih medali emas
3)   Di bidang olahraga menjuarai tingkat Internasional, dan masih banyak yang lainnya.

2.    Sambutan Wakil Ketua I STAIN Kudus
Acara dilanjutkan dengan sambutan yang kedua yaitu sambutan wakil Ketua 1 Bidang Akademik STAIN Kudus di IKIP PGRI Denpasar Bali  yang disampaikan  oleh Bapak Dr.M.Saekan Muchith,S.Ag,M.Pd, berikut uraian singkat sambutan yang disampaikan:
Pada tanggal 23 Maret 1997 merupakan awal berdirinya STAIN KUDUS. Adapun jurusan dan prodi yang dimiliki  oleh  STAIN KUDUS diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.    Jurusan Tarbiyah dengan prodi:
a.    Pendidikan Agama Islam (PAI)
b.    Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
c.    Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
d.   Pendidikan Guru Raudlotul Athfal (PGRA)
2.    Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam dengan prodi:
a.    Ahwal Syakhshiyah (AS)
b.    Ekonomi Syari’ah (ES)
c.    Manajemen Bisnis Syari’ah (MBS)
d.   Zakat dan Wakaf (ZW)
3.    Jurusan Ushuluddin dengan prodi:
a.    Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT)
b.    Ilmu Aqidah (IA)
c.    Akhlak dan Tasawuf (AT)
d.   Ilmu Hadis (IH)
4.    Jurusan Dakwah dan Komunikasi dengan prodi:
a.    Bimbingan dan Konseling Islam (BKI)
b.    Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Alasan STAIN memilih Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Bali karena ada beberapa kesamaan budaya yang dimiliki antara Bali dan Kudus. Di Kudus terdapat menara kudus yang dibuat oleh Sunan Kudus yaitu Syaikh Ja’far Shodiq. Bangunan Menara Kudus hampir mirip dengan candi dan terpengaruh dengan arsitektur Hindu Bali. Begitu pula pada Menara bagian atas terdapat bedug dan kentungan yang dipukul sebagai tanda datangnya waktu-waktu tertentu.  Hingga sekarang ini atas perintah dari Sunan Kudus terdapat suatu budaya yang melarang  warga Kudus untuk  tidak menyembelih sapi, hal ini dikarenakan sebagai toleransi antara umat Islam dengan Agama Hindu dan Budha.
Beliau memaparkan bahwa agama Islam adalah agama yang menunjukkan agama yang Apriori (tidak membenci agama lain), karena Islam itu rahmatallil’alamin dan Islam menciptakan kedamaian. Bila ada terorisme dan ada kejadian Bom di Bali itu tidak atas nama dari Islam tetapi merupakan  tindakan kriminalitas yang tidak memahami Islam sebenarnya.

3.    Seminar
a.    Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yaitu Drs. I Nyoman Waga, M.Si., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Bali berdiri sejak tahun 1983. Fakultas ini hanya terdiri satu program studi yaitu BK (Bimbingan Konseling), akan tetapi pada awalnya terdiri dari dua program studi yaitu:
1.    Bimbingan dan Penyuluhan berubah menjadi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Pada tahun 19977 berubah menjadi program studi Bimbingan Konseling (BK) dan berlaku sampai sekarang.
2.    Pendidikan Studi Sekolah, sekarang sudah dihapus.
Fakultas Ilmu Pendidikan ini diasuh oleh 16 dosen PNS, 4 dosen diantaranya merupakan doktor dan sisanya merupakan magister, selain itu terdapat dosen yayasan yang terdiri dari 5 dosen, dimana 4 dosen merupakan magister dan satu dosen lainnya sedang menyelasaikan studi S3. dengan mahasiswanya yang berjumlah 265 orang dimana  90% didominasi kaum hawa.
Visi dari BK-FIP adalah menyiapkan dan membentuk guru pembimbing yang professional, mandiri, berkarakter, bernuansa teknologi (ICT), dan berwawasan budaya. Beberapa Misinya antara lain:
1.    Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berlandaskan falsafah belajar sepanjang hayat.
2.    Melakukan survei terhadap permasalahan yang berkembang di masyarakat sebagai bukti kepedulian terhadap pemecahan masalah sosial.
3.    Melaksanakan Pengabdian pada Masyarakat sebagai wujud pengenalan profesi Konselor di tengah-tengah masyarakat.
Dan tujuan dari BK-FIP antara lain:
1.    Meningkatkan prestasi akademik mahasiswa,
2.    Mengembangkan wawasan mahasiswa melalui Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM),
3.    Mengembangkan wawasan mahasiswa dalam bermasyarakat melalui PKL,
4.    Menjadikan dosen-dosen jurusan BK memiliki wawasan global dalam mengantarkan mahasiswa berprestasi, berbudaya, berkepribadian, dan bermasyarakat.
Lulusan program studi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP PGRI Bali, diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi yaitu: kompetensi Pedagogik, kompetensi.
SKS yang diselesaikan yaitu 148 SKS dalam 8 semester termasuk mata kuliah pilihan (4):
                  1.     Konseling Anak Berkebutuhan Khusus (teori-praktik).
                  2.     Bimbingan dan Konseling di PENDAS (teori-praktik).
                  3.     Bimbingan Konseling Keterampilan Hidup (teori-praktik).
                  4.     Konseling Narkoba dan HIV/AIDS (teori-praktik).
Sarana dan prasarana di BK-FIP IKIP Bali antara lain:
a)    Satu unit ruang staf  Dekan, Pembantu Dekan I, II, III dan Kaprodi BK.
b)   Satu unit ruang dosen dan perpustakaan FIP IKIP PGRI Bali
c)    Satu unit ruang UPT laboratorium BK.
d)   Satu unit ruang laboratorium micro teaching.
e)    Satu unit ruang praktik computer
f)    Sepuluh unit ruang perkuliahan mahasiswa BK.
b.    Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni yaitu Dr. I Ketut Yarsama, M.Hum., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas ini memiliki 3 jurusan yaitu; Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik.
Visi FPBS adalah terwujudnya Fakultas yang unggul dalam Tri Dharma  Perguruan Tinggi sehingga memiliki daya saing dalam menyiapkan guru Bahasa dan Seni yang profesional, berlandaskan budaya, memiliki kompetensi nonkeguruan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta memiliki integritas sebagai warga negara Indonesia.  Beberapa Misi FPBS antara lain:
                  1.     Mendidik calon guru bahasa dan seni yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
                  2.     Membangun karakter calon guru bahasa dan seni yang memiliki wawasan kebangsaan dan budaya.
                  3.     Menyiapkan calon guru bahasa dan seni yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
                  4.     Mendidik calon guru yang menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran bahasa dan seni.
                  5.     Mendidik calon guru bahasa dan seni yang dapat melakukan penelitian sebagai media pengembangan diri dan pengetahuan ilmiah.
                  6.     Menciptakan peluang bagi lulusan untuk memasuki sekaligus memenuhi kebutuhan pasar kerja nonkeguruan.
                  7.     Menyiapkan calon guru bahasa dan seni yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia yang gayut dengan bidang ilmunya.
                  8.     Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan bahasa dan seni untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Tujuan FPBS yaitu:
                  1.     Menghasilkan guru bahasa dan seni yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
                  2.     Menghasilkan guru bahasa dan seni yang berkarakter serta memiliki wawasan kebangsaan dan budaya.
                  3.     Menghasilkan guru bahasa dan seni yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
                  4.     Menghasilkan guru yang menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran bahasa dan seni.
                  5.     Menghasilkan guru bahasa dan seni yang dapat melakukan penelitian sebagai media pengembangan diri dan pengetahuan ilmiah.
                  6.     Menghasilkan lulusan yang dapat memasuki sekaligus memenuhi pasar kerja non keguruan.
                  7.     Menghasilkan guru bahasa dan seni yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia yang gayut dengan bidang ilmunya.
                  8.     Meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan bahasa dan seni bagi civitas akademika untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

c.    Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial (FPIPS)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Sosial yaitu Drs. I Dewa Made Alit, M,Pd., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari dua jurusan yakni Jurusan Pendidikan Dunia Usaha dan Pendidikan Sejarah yang didirikan tanggal 25 Agustus 1983 oleh Yayasan Pembina Lembaga Pedidikan Perguruan Tinggi IKIP PGRI Bali sebagai badan hukum penyelenggara dengan status terdaftar berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1986.
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial  terdiri dari program studi (1) Pendidikan Ekonomi  dengan status terakreditasi B yang sekarang jumlah mahasiswanya berjumlah 328 orang, dan (2) Pendidikan Sejarah  dengan status terakreditasi B yang sekarang terdiri dari 325 orang dimana sebagian besar merupakan mahasisiwi dan bukan orang Bali.
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki Visi dan Misi. Visi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah fakultas yang unggul dalam pengembangan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang berlandaskan pada budaya dan teknologi. Adapun Misi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu:
                  1.     Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
                  2.     Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkualitas dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
                  3.     Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangkamembatu memecahkan permasalahan yang muncul di masyarakat sesuai dengan bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
                  4.     Menjalin kerjasama kelembagaan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial
                  5.     Mengembangkan jaringan komunikasi dengan alumni.
FPIPS memiliki 15 orang dosen yang terdiri dari 13 orang dosen PNS dan 2 orang dosen yayasan. Dari 15 dosen yang ada ,11 orang (78,57%) sudah berkualifikasi S2 dan bahkan diantaranya sedang melanjutkan studi ke jenjang S3. Sementara 3 orang (21,43%) masih dalam menyelesaikan studi S2.

d.   Dekan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan (FPOK)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan yaitu Drs. I Wayan Adnyana, MM., M.Erg., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI yang didirikan tanggal 25 Agustus 1983 oleh Yayasan Pembinaan Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi IKIP PGRI Bali sebagai badan hukum penyelenggara.
Fakultas ini hanya memiliki satu program studi yaitu Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan. Pada FPOK ditanamkan pendidikan karakter yang sangat berpengaruh terhadap mahasiswa. Mahasiswa di fakultas ini berjumlah 935 orang, yang terdiri dari 11 dosen tetap sedangkan memuat 144 SKS. Dua mata kuliah dari konstitusi yang harus diambil mahasiswa yaitu kewiraswastaan dan anti korupsi.
Visi FPOK adalah memiliki keunggulan daya saing dalam menyiapkan calon guru Olah Raga dan Kesehatan yang profesional serta memiliki integritas tinggi sebagai warga negara Indonesia. Adapun Misi Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan yaitu:
                  1.     Menghasilkan guru Olah Raga dan Kesehatan yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
                  2.     Membangun karakter guru Olah Raga dan Kesehatan yang memiliki wawasan kebangsaan;
                  3.     Menyiapkan tanaga guru Olah Raga dan Kesehatan yang siap mandiri dan bersaing pada era kesejagatan (global);
                  4.     Mendidik tenaga guru yang menguasai prinsip dan teknologi pembelajaran Olah Raga dan Kesehatan.
                  5.     Menyiapkan tenaga guru Olah Raga dan Kesehatan yang memiliki wawasan linguistik dan wawasan kesastraan yang memadai sebagai landasan pembelajaran Olah Raga dan Kesehatan;
                  6.     Menyiapkan tenaga guru Olah Raga dan Kesehatan yang dapat melakukan tugas-tugas frofesional secara proporsional dan bertanggung jawab.
                  7.     Mendidik tenaga guru Olah Raga dan Kesehatan yang dapat melakukan penelitian sebagai media pengembangan diri dan pengetahuan ilmiah.
                  8.     Menyiapkan tenaga guru Olah Raga dan Kesehatan yang siap membantu membangun masyarakat Indonesia sesuai bidang ilmu yang ditekuninya.
Adapun kegiatan pendidikan olah raga dan kesehatan yaitu:

·         Basket
·         Silat
·         Futsal
·         Tenis meja
·         Voli
·         Sepak bola


Beberapa cabang olahraga yang umumnya digeluti oleh mahasiswa FPOK banyak menghasilkan atlet-atlet kaliber nasional di antaranya adalah cabang Atletik, Karate, Judo, Pencak Silat, Basket, serta Voli. Prestasi yang diukir pun sangat membanggakan, karena banyak mahasiswa FPOK yang menjadi andalan dalam tim  PON, SEA Games, bahkan Asian Games, dan mendapatkan banyak kejuaraan di tingkat lokal, nasional bahkan internasional.
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP PGRI Bali memiliki dosen sejumlah 38 orang terdiri dari S2 sebanyak 11 orang dan dosen S1 27 orang sedangkan sebanyak 6 orang melanjutkan ke S2 di Universitas Udayana jurusan Fisiologi olahraga.

e.    Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)
Seminar tentang pendidikan di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam disampaikan oleh Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M., beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Pada awalnya FPMIPA terdiri dari tiga program studi yaitu: (1) Matematika (550 mahasiswa dan 29 dosen), (2) Biologi dan (3) Fisika (tereliminasi karena bergabung dengan yang sains).
Saat ini setelah program studi Fisika dihapus, FPMIPA terdiri dari dua program studi yaitu: (1) Pendidikan Matematika dan (2) Pendidikan Biologi.
Mahasiswa dilatih mengenai media pembelajaran terkait dengan materi. 150 SKS matematika dan 149 SKS Biologi.
Visi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah Mewujudkan fakultas pendidikan metematika dan ilmu pengetahuan alam (FPMIPA) yang mampu menghasikan lulus yang profesional, kompetitif dan berkarakter pada tahun 2017. Adapun Misi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu:
1.    Melaksanakan proses pendidikan bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam yang handal sesuai dengan perkembangan jaman.
2.    Mendidik calon guru matematika dan ilmu pengetahuan alam yang profesional,berbudaya dan berkarakter.
3.    Melaksanakan  penelitian dan pengembangan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam.
4.    Melaksanakan  pengabdian masyarakat yang berbasis pada hasil penelitian pendidikan metematika dan ilmu pengetahuan alam.
5.    Mengembangkan dan merperkokoh jejaring dan  kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam.
Beberapa laboratorium yang tersedia di FPMIPA yaitu laboratorium pendidikan Biologi, laboratorium rumah kaca, laboratorium workshop. laboratorium mikro teaching dan laboratorium komputer.

4.    Lain-Lain
a.    Sesi Tanya Jawab
Ø Pertanyaan
1.    Bpk Dr. H. Choiron, M.Ag.
·      Perbandingan agama:  Apakah aktivitas pembelajaran di IKIP PGRI Denpasar tidak ada nuansa agama karena disebabkan oleh adanya keberagaman agama?
·      Pembagian kasta: Bagaimana tanggapan mengenai peembagian kasta khususnya di Bali yang beragama Hindu?
2.    Fatim (PGRA)
·      Bimbingan konseling pendidikan dasar: Apakah jenjang RA atau TK sudah termasuk dalam pendidikan dasar? Dan bagaimana cara mengaplikasikan BK pada RA atau TK?
·      Bahasa dan Seni: Bagaimana cara mengaplikasikan seni drama dan musik pada program studi PGRA? Kemudian kompetensi khusus apa untuk diterimanya?
3.    Asmuni (PBA)
·      Sejarah: Untuk mewujudkan pendidikan yang berkontribusi secara tepat melalui budaya dan agama, maka pendidikan yang cocok untuk diterapkan di Negara kita seperti apa?
4.    Bu Muzdalifah
·      Anti korupsi pada pembelajaran Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan: Apa alasan diadakannya pendidikan anti korupsi pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan dan cara mengajarkannya?

Ø Jawaban
1.    Bpk Dr. H. Choiron, M.Ag.
Semua pendidikan itu baik (selagi tidak bertentangan), yaitu dengan tujuan memanusiakan manusia. Di IKIP PGRI Denpasar ini mahasiswa maupun dosen-dosennya terdapat banyak penganut agama yang berbeda-beda yaitu agama Islam, Hindu, Kristen, Protestan dan Katolik.
Pada agama Hindu yang kebanyakan dianut masyarakat Bali terdapat beberapa kasta yaitu:
a.    Brahmana yang berfilsafatkan keberagamaan. Brahma yang juga berarti lahir di dunia itu kepaalanya dulu jadi kasta ini adalah kasta tertinggi yang sangat dihormati. Yang menduduki kasta ini biasanya dari golongan pendeta.
b.    Ksatria yang berfilsafatkan golongan dari ahli belajar, guru, dibaktis, dll. Biasanya golongan ini berupa para guru, tentara.
c.    Waisya, golongan ini berupa para pedagang
d.   Sudra, golongan ini berisikan orang-orang pembuat senjata atau alat pertanian
Pada agama Hindu ini kasta diakui dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat disana juga tidak menginginkan adanya perubahan ataupun pembauran untu menuju perkembangan pada kemajuan.
2.    Fatim (PGRA)
PGRA itu tidak termasuk pada pendidikan dasar karena pada bimbingan konseling itu harusnya pada proses terjadi tatap muka antar pribadi maupun dengan beberapa orang. Di PGRA guru harus memahami clien (murid) yang clien disini tidak memberikan keluhan. Yang terjadi clien ini pada prosesnya masih dalam bentuk permainan.
Pada seni drama tari dan musik diaplikasikan sedemikian rupa dengan memperkuatkan antara budaya dan edukasi.
3.    Asmuni (PBA)
Pendidikan yang berkontribusikan secara tepat melalui budaya dan agama yaitu dengan pendidikan profesional yang berkarakter dan berbudaya. Pendidikan yang cocok untuk Negara kita yait dengan semua bentuk belajar yang positif, banyak latihan, belajar bertanding secara maksimal untuk mencapai prestasi. Dengan prestasi yang bias berupa beasiswa, penghargaan, pos-pos pelatihan, dan hadiah maka akan membangkitkan semangat anak didik yang berjuang menuju kesuksesan dan berprestasi.
4.    Bu Muzdalifah
Anti korupsi pada pembelajaran Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan disarankan karena maraknya korupsi di Indonesia. Di IKIP PGRI Denpasar diadakan pendidikan anti korupsi dan kewirausahaan untuk bisa mengatasi permasalahan yang terjadi.

b.    Penandatanganan MOU antara IKIP PGRI Bali dan STAIN Kudus
Kerjasama (MOU) antara IKIP PGRI Bali dan STAIN Kudus ditanda tangani oleh wakil ketua I STAIN Kudus yaitu Bapak Saechan Muchid dan dari pihak IKIP PGRI Bali diwakilkan oleh Dr. I Made Suwarta,SH,M.Hum.

c.    Penyerahan Cinderamata antara IKIP PGRI Bali dengan STAIN Kudus
Dari pihak STAIN Kudus menyerahkan cinderamata berupa makanan khas Kudus yaitu Jenang Mubarok dan vandel dari keramik kepada IKIP PGRI Bali sebagai kenang-kenangan dan rasa terimakasih atas kerjasamanya. Begitu juga IKIP PGRI Bali menyerahkan cinderamata berupa Batik khas Bali dan vandal kepada STAIN Kudus.

5.    Penutupan
Pelaksanaan seminar di IKIP PGRI terlaksana dengan baik dan lancar. Acara ditutup dengan istirahat bersama. Seminar berlansung hingga pukul 14.15 WITA.

B.  KEGIATAN ILMIAH DI IALF
Kegiatan ilmiah di lembaga IALF Bali yakni berupa dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Agustus 2015 pada pukul 10.30 WITA sampai pukul 12.30 WITA. Pada pelatihan ini mahasiswa STAIN Kudus mendapat pelatihan dari seorang Assistant Teacher Training Manager IALF Bali yaitu Ni Komang Wartini, dengan topik “Teaching Large Classes”.
1.    Opening
First of all the trainer said, “Lets praises and say thanks to God who has giving us blessing and merciful in our life, so we can gather here in good condition without weakness anything”.
Then, she introduced herself. Her name is Ni Komang Wartini and everybody can call her Miss Koma. She is Assistant Teacher Training Manager IALF Bali. Her address email is kwartini@ialf.edu. If her training participants have some questions about this or others, they can send their email to her. At that occasion she would give some information about “Teaching Large Classes”.

2.    Workshop “Teaching Large Classes”
Ideal classroom size is has consist of twenty to twenty five students because it can engage the students. Teacher can know they characteristics and he/she can easy to teach them. If more than twenty five, it’s not ideal classroom because it can be difficult to manage them. According to Hayes, “The large classes is there is no numerical determination of what shape a large class as teachers perceptions of large classes different from one context to another”.
The large classes have big problems consist of:
a.    It’s difficult to keep good discipline going in a large class
Possible solutions: establish a code of behavior that is created by teachers and learners together (a class contract).
b.    There may be less individual teacher-student interaction
Possible solution: Use group work- use both mixed and same ability groups. Monitor the groups. Consider appointing group leaders/monitor to help slower learners.
c.    Teachers may not have enough books or teaching and learning aids.
Possible solution: Divide books amongst groups or have one group using the books while others work on tasks related to the theme.
d.   It’s hard to monitor activities effectively
Possible solution: Monitor groups and have groups report back after activities.
e.    It’s more difficult to arrange students into groups for group work
Possible solution: use seating position to define groups- group in individual rows are two together.
f.     Not all students participate fully in the activities
Possible solution: use pair work in addition to group work. Allocate different activities to each pair.
g.    Activities take longer to do
Possible solution: Appoint monitors to assist with distributing/collecting materials and ensuring others are on task.
h.    Some students finish activities a lot quicker than others.
Possible solution: Have additional questions/activities for stronger student- more detailed comprehension questions or dictionary work.
i.      Learning all students name is more challenging
Possible solution: Use name tags and appropriate name games early in the term and use names every time you talk to individual students.
j.      Stronger students dominate while weaker students remain silent
Possible solution: Call on quieter students to answer more and use appropriate pair/group work groupings.  
Ideal classroom should be able to provide comfort for the occupants namely teacher and students, for example with the tables and chairs are adequate to support a smooth process of learning and utilize existing media in accordance.
In the process of classroom management , a teacher should be able feeling, assessing and correcting his/her success in managing his/her own class to match the goals and expectations for achieving personal success as well as for students in order to achieve satisfaction and students can feel pleasure and comfort as expected.
Advantages and challenges of Teaching Large Classes, such as:
·    Advantages:
-  High energy
Fun exciting.
-  Timing
Classes go by quickly.
-  Participation
·    Challenges:
-  Intimacy
Remembering student’s names can take a while.
-  Student needs
Meeting individual needs can be difficult or impossible.
-  Marking
-  Distraction
-  Preparations.
-  Noise level
It can become out of hand when students are working in pairs or groups.

Each learner or student as an individual and a subject of learning has different characteristics. The conditions found in each student can influence how the students' learning process. Good conditions can support learning process, otherwise if it’s with the characteristics of weak, it can be a barrier to the learning process.
Of course not every leaner is the same, and teachers need to deal with difference.
Difference
Possible Problem
Solution
Language learning ability
Some students may find tasks easier than other, and so work faster.
Have extra tasks for faster students, or tasks where slower students do not have to complete as much as faster students.
Language knowledge
Some students know much more language than others.
Setting students up with the target language before they begin a task helps everyone to complete it.
Cultural Background
Students from different background may not share the same knowledge or beliefs.
Be culturally aware and sensitive, when choosing materials and when grouping students.
Attitude towards the language
Some students may have little interest in learning English.
Motivate your learners. Provide interesting and appropriate materials, and raise their awareness of the benefits of learning English.
Intelligence
Some students may appear to be less intelligent than others, and so seem slower at understanding things.
Be patient with slower students, and try to present language in a variety of different ways.
World knowledge
Some students are aware of the world around them… while other may know less.
Choose topics that are well known. Sometimes you may have to adapt material. (If the textbook includes a text about shopping in Los Angeles, you may want to change it for a text on shopping in Jakarta).
Age
Students of different ages will have different knowledge and different experiences.
Selecting material which will appeal to a broad range of ages will help here.
Gender
M/ F. Girls may be more interested in certain topics, and boys by other.
Try to select material which cover topics of interest to both male and females.
Personality
Some students may be loud and extroverted, and other shy and more introverted.
Good classroom management is important here.
Make sure everyone is included, and that all students participate, event the shy or quite ones.
Confidence
More confident learners while participate more.
Praising students raises their confidence. Setting them up with the target language before they do the task also raises their confidence.
Motivation
Some students will be motivated, while others are not really interested.
Choose motivational and interesting material. Give student praise.
Interests
Students have different interest, and so not all material will suit everyone.
Try to choose general topics. Also, if you do a ’LEAD IN‘ before a task, you can raise students interest in the topic.

Clearly, with so many differences between all the individuals in a class, it is challenging for a teacher to keep all the learners interested, engaged and motivated all the time. Fortunately, by planning lessons which are ‘varied’, we can hopefully keep most students engaged most of the time.
We have to remember that students often have short concentration spans. So, by varying the task we ask them to do, hopefully we will keep them attentive.
Variety is important in skills (remember speaking), tasks (not just gap fills), seating (turn the chairs round), giving feedback (as student-centered as possible), and interaction patterns (pairs, groups etc). By varying these, we can ensure that learners stay focused and that lessons are effective.

3.    Evaluation
The last part of training in IALF is evaluation about the topic; Teaching Large Classes that have to done by participants. Evaluation is an assessment of the quality and success of the training carried out by the participants and instructors. After that, the Assistant Teacher Training Manager closed the training in IALF Bali. She hoped that information which is given by her will useful for them and she said good bye to them.



C.  KARYA WISATA
1.    Pantai Kuta Bali
Kuta Bali, yang dulunya dikenal sebagai perkampungan nelayan, kini telah berubah menjadi sebuah tempat tujuan wisata ternama di Pantai yang membentang lebih dari 2 km ini menawarkan pasir putihnya yang indah dan pesona sunset (matahari tenggelam). Pantai Kuta juga dikenal sebagai tempat olahraga surfing alias selancar. Event-event surfing nasional dan internasional juga sering digelar di sini. Dan event akbar tahunan Kuta Karnival pun digelar di sini dengan berbagai kegiatan olahraga dan hiburan yang cukup menyedot animo pengunjung pantai Kuta.[1]
Kawasan wisata Kuta juga dikenal sebagai pusat perkembangan pariwisata Bali. Fasilitas seperti restoran, spa, hiburan dan tempat penginapan dengan berbagai harga sangat banyak jumlahnya. Untuk menikmati keindahan dan suasana Kuta dapat ditempuh dengan jalan kaki, dengan mobil ataupun alat transportasi traditional, delman.[2]

2.    Pantai Pandawa
Pantai Pandawa adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Nama tempat wisata ini didapatkan dari adanya lima buah patung Pandawa, legenda dalam ajaran Hindu, yang menghadap pantai. Di tebing kapur tersebut di buat lubang-lubang untuk menempatkan kelima patung pandawa, yang terdiri dari Yudistira, Bima, Arjuna, dan si kembar Nakula dan Sadewa. Tempat wisata ini dahulu disebut dengan nama Secret Beach, karena lokasinya yang berada di balik tebing kapur tinggi, sehingga tak banyak orang yang mengetahui keberadaannya. Sekarang, pemerintah daerah telah membuka akses masuk dengan membuat jalan sepanjang 1,5 km membelah tebing kapur.[3]
Berkunjung ke Pantai Pandawa berarti perlu bersiap-siap untuk basah. Berenang menjadi aktivitas utama selain kano atau paragliding. Akan tetapi apabila tidak ingin berbasah-basahan maka bisa bersantai duduk di warung-warung pingggir pantai  sembari menikmati air kelapa bersama jagung bakar.[4]

3.    Puja Mandala
Puja Mandala adalah sebuah kompleks tempat bangunan peribadatan indah di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali. Lokasi Puja Mandala berada di tepi kanan jalan arah menuju Hotel STP (Sekolah Tinggi Pariwisata). Puja Mandala berjarak sekitar 12 km dari Bandara Ngurah Rai ke arah Nusa Dua.[5]
Di Puja Mandala terdapat lima tempat ibadah dari agama yang diakui di Indonesia. Yaitu agama Islam, Katholik, Budha, Protestan dan Hindu. Uniknya, bangunan tersebut berdiri berdampingan, rumah – rumah ibadat itu dibangun tanpa sekat pemisah, memiliki satu halaman, dan memiliki atap yang sama tinggi tanpa ada yang melebihi. Ini merupakan sebuah cermin dari kebhinekaan yang ika. Bagi yang baru mengetahui dan mengunjunginya memang terdengar asing akan tetapi berbeda dengan penduduk Desa Bualu yang hampir setiap hari menyaksikan kegiatan keagamaan dari masing-masing agama yang tentunya berbeda-beda. Bahkan, kegiatan-kegiatan itu terjadi bersamaan. Namun, mereka berusaha bersikap saling menghormati, agar kerukunan tetap terjaga.[6]

4.    Tari Barong Gianyar Bali
Tari barong adalah satu tari bali peninggalan kebudayaan pra hindu selain tari sangyang. Kata barong berasal dari kata bahruang berarti binatang beruang, seekor binatang mitologi yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung bagi makhluk hidup dan juga pembawa manfaat dan kebaikan bagi sekitarnya. Tarian ini menggambarkan prtarungn antara kebajikan dan kebatilan.
Dalam tari barong kebajikan dipresentasikan pada lakon Barong, yakni seorang penari dengan kostum binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Sementara kebatilan dimainkan oleh Rangda, sosok menyeramkan dengan taring di mulutnya, keduanya bertarung sambil menari mengikuti alunan music tradisional Bali.
Tokoh barong pada tarian ini kostumnya menarik karena dilengkapi pernak pernik yang meriah. Topeng barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat hindu di Bali. Pertunjukan yang diiringi dengan gamelan gong gebyar, gamelan babarongan, dan gamelan batel. Barong sendiri digambarkan sebagai makhluk perpaduan singa, harimau, dan juga lembu. Pada tubuh barong dihiasi dengan ornament-ornamen kulit, potongan kaca cermin serta dilengkapi dengan bulu-bulu yang terbuat dari serat pandan, tokoh barong juga dimainkan oleh dua penari sekaligus. Selain itu, ada  tokoh pendukung lain seperti kera yang merupakan sahabat barong, Dewi kunti, Sadewa, serta para pengikut Rangda. Meskipun tarian ini menceritakan tentang pertarungan antara kebatilan dan kejahatan, tarian ini mengandung unsur komedi yang diselipkan di tengah-tengah pertunjukan.hal ini tercermin dari beberapa gerakan dari barong dank era yang mengundang tawa penonton.[7]

5.    Hutan Sangeh
Sangeh adalah sebuah tempat pariwisata di pulau Bali yang terletak di Desa Sangeh Kecamatan Abansemal Kabupaten Badung, Bali. Sangeh terdiri dari dua suku kata yaitu Sang yang berarti orang, dan Ngeh yang berarti melihat. Jadi artinya sangeh itu adalah tempat dimana orang melihat pohon pala, berjalan dan terdiam ditempat itu. Lokasi objek wisata sangeh hanya terletak sekitar 20 km saja dari Denpasar. Salah satu pesona dari Taman Wisata Alam sangeh di Bali adalah wisata hutan yang termasuk hutan lindung yang dilindungi dengan luas sekitar 14 hektar. Sangeh terkenal karena sebuah desa di mana monyet-monyet (beruk) berkeliaran dengan bebas dan di keramatkan oleh penduduk setempat di sebuah hutan. Di tengah hutan ada pula sebuah pura yang bernama Pura Bukit Sari. Pura Bukit Sari dibangun oleh Kerajaan Mengwi dan sekarang diserahkan ke penduduk setempat. Monyet disini memiliki raja dan konon juga memiliki tiga wilayah kerajaan.[8]
Ketika kita sudah mengunjungi taman wisata ini, kita pasti akan tertarik dengan keindahan pohon pala yang tumbuh di hutan ini, karena selain tumbuhnya lurus, pohon pala juga memiliki kayu yang sangat bagus. Namun anehnya menurut beberapa sumber, pohon pala Sangeh konon tidak bisa ditanam ditempat lain. Sehingga orang-orang yang ingin memiliki kayu pohon pala tidak pernah kesampaian. Pengelola Taman Wisata Sangeh menceritakan tentang sebuah pohon yang telah tua dan akan roboh. Dari perkiraan banyak orang, pohon tersebut akan roboh ke arah Pura Bukit Sari, namun kenyataannya ternyata melenceng. Awalnya pohon tersebut akan ditebang namun tidak ada yang berani karena takut mendapat kutukan. Selain pohon pala, masih ada pohon yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasanya menyebutnya pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan ditengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah kebawah yang terlihat seperti alat kelamin Laki-laki. Pohon Lanang Wadon tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon Pule.[9]

6.    Puncak Indah Bedugul
Danau Begudul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan jaraknya dari kota Denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada ditepi Danau Beratan, nama pura Ulun Danu diambil dari kata Danau. Bedugul berasal dari dua alat musik, yaitu bedug dan gong. Gabungan bunyi yang dihasilkan bedug dan gong tersebut menjadi asal-usul nama Bedugul, lebih menarik yang selalu melekat dengan adanya pura yang terdapat disebelah danau tersebut. Dalam babad Mengwi menjelaskan bahwa seorang pendiri kerajaan Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan, sebelum beliau mendirikan pulau ayun [10]
Wisata puncak memang menjadi salah satu favorit para wisatawan Asing maupun Lokal termasuk wisata Puncak yang ada di Bali ini yaitu Begudul. Begudul merupakan salah satu objek wisata yang berada di dataran tinggi Bali, disana bisa merasakan sejuk dan indahnya pemandangan dataran tinggi Bali, hijau dan tidak ada asap atau polusi kendaraan yang mengganggu. Objek wisata Begudul Bali akan membuat ketagihan untuk mengunjunginya karena di Bedugul terdapat Danau yang berbama Danau Bratan, Danau yang terletak sebelah “Candi Kuning” sebuah pura tempat peribadatan umat hindu di daerah sana. Di danau ini kita bisa menikmati berbagai macam rekreasi dalam cuaca yang “dingin”, selain itu dipinggiran danau ada beberapaq kuliner maknyus juga penyewaan boat dan pancing.[11]

7.    Pusat Perbelanjaan Krisna
Toko Krisna Oleh-oleh Bali berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007 dengan pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK KONFEKSI, salah satu pusat produksi baju kaos Bali. Dibawah manajemen Cok Konfeksi inilah bermula sehingga pada tahun 2007 berdirilah Krisna Bali yang bertempat di Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali.[12]
Beberapa oleh oleh khas Bali yang tersedia di pusat oleh-oleh Krisna Bali antara lain Kerajinan Tangan, Camilan Khas Bali,  Bed Cover, Tas Kreasi, Pernak-Pernik, Lukisan, Silver ada juga T-Shirt kartun tentang Bali yang unik dan lucu yang menjadi produk andalan Krisna Bali. Krisna Bali mempunyai 4 outlet lain yang tersebar di kawasan Kuta dan Denpasar.
1.      Krisna Nusa Indah
Merupakan outlet KRISNA Oleh – Oleh Khas Bali yang pertama kali didirikan pada tanggal 16 Mei 2007. terletak di jalan Nusa Indah Denpasar. Tepatnya berada di dekat Taman Budaya ART CENTER.
2.      Krisna Nusa Kambangan
Krisna Nusa Kambangan terletak di jalan Nusa Kambangan Denpasar, didirikan pada tanggal 16 Mei 2008.
3.      Krisna Sunset Road
Krisna Sunset Road terletak di jalan Sunset Road No 88, Kuta, Badung, Bali. Didirikan pada tahun 2009. Pengunjung bisa memilih oleh-oleh dan mampir ke Restaurant Grafika.
4.      Krisna Tuban
Krisna Tuban terletak di jalan Raya Tuban, Kuta, Bali persis berada sekitar 100 meter ke Utara pertigaan Patung Kuda, Tuban, Bali.[13]

8.      Pusat Perbelanjaan Dewata
Pendiri Wisata Belanja Dewata oleh-oleh Khas Bali yaitu Gusti Putu Darmayuda, atau Agung Darmayuda seorang pegawai negeri di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Denpasar dan isterinya Kadek Imawatiatau Jero Puspitawati.
Dewata, diresmikan pada tanggal 30 Maret tahun 2010. DEWATA SOUVENIR BALI bergerak dibidang usaha jual oleh-oleh khas Bali, berupa kerajinan Bali, kaos Bali, pernak-pernik Bali, lukisan Bali, patung Bali, sandal yang berlogokan dewata. Dewata ini berlokasikan di JL. BY PASS NGURAH RAI NO 53 SANUR KESIMAN DENPASAR, BALI. Lokasinya sangat strategis sehingga mudah ditemukan dari berbagai penjuru.
DEWATA hadir menjual souvenir dengan memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh dengan memprioritaskan kwalitas yang bagus tapi harga murah, tidak murah-murahan. Buktikan hasil kerajinan dewata karena dewata memproduksi baju kaos sendiri, dari menjual kain, menjahit, menyablon, dan membordir sendiri. Dan akhirnya dewata oleh-oleh berdiri yang dulunya hanya konveksi yang mengalami instansi dan pribadi saja. Tempat dewata  mewah tapi harganya murah dan terjangkau.[14]

9.    Pusat Perbelanjaan Joger
Joger, dikenal dengan pabrik kata-kata yang berlokasi di kawasan jalan raya Kuta dan di Desa Luwus Bedugul Bali. Nama Joger diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu bapak Joseph Theodorus Wulianadi yang digabung dengan nama sahabatnya Bapak Gerard. Sahabatnya ini sangat berjasa dalam merintis usaha pabrik kata kata ini. Pada tahun 1981 Joseph diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar US $ 20.000 sebagai modal dari usahanya. Awalnya dibuka di alamat Jalan Sulawesi no 37 Denpasar, namun sejak tanggal 7 Juli 1987 toko ini pindah ke tempatnya sekarang di alamat Jalan Raya Kuta sebelah supermarket Supernova.
Setiap pengunjung yang akan memasuki oleh-oleh Joger ini akan disapa dengan ramah dan akan ditempeli stiker sebagai tanda masuk VVIP dan akan dilakukan scaning. Didalam galery Joger ini ada ruangan yang khusus memajang koleksi T-shirt, ruangan khusus souvenir seperti mug, sandal, gantungan kunci dan lain sebagainya. Joger Bali hanya satu-satunya tempat di Indonesia yang menjual jam terbalik dan merupakan ciri khas oleh-oleh Joger Bali. Ada juga ruangan di pojok yang menawarkan souvenir berupa guci dan pernak-pernik lainnya. Dari segi harga tentunya relatif dan tentunya pula kualitas barang yang ada di Joger ini sangat bagus.[15]


BAB III
ANALISIS DAN SOLUSI

A.  SEMINAR IKIP PGRI DENPASAR BALI
Kerjasama antara IKIP PGRI dengan STAIN Kudus cukup baik, tapi alangkah baiknya kerjasama tersebut dilanjutkan dengan studi banding yang berupa pertukaran pelajar dan dosen. Di samping itu terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk pembenahan STAIN Kudus ke depannya dari bercermin pada IKIP PGRI Denpasar yaitu:
1.    Sarana prasarana
·      Ruang kelas
Sarana  prasarana merupakan media yang sangat mempengaruhi pembelajaran. Salah satunya yaitu ruang kelas yang dipakai oleh mahasiswa. Dengan banyaknya ruang kelas yang tercukupi untuk mahasiswa proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan meminimalisir munculnya masalah.
·      Laboratorium
Laboratorium merupakan media pembelajaran yang penting dalam pembelajaran. Laboratorium menjadi kebutuhan utama pada materi perkuliahan yang bersifat praktikum. Di dalamnya mahasiswa dapat melakukan simulasi sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
·      Teknologi Informasi
Hampir di setiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat memadai dalam berbagai aktifitas operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu disebabkan oleh salah satu unsu penilaian masyarakat tentang kualitas pendidikan saat ini dapat dilihat dari kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi informasi.[16]
2.    Materi mata kuliah
·      Pendidikan anti korupsi dan kewirausahaan
Pendidikan anti korupsi merupakan pendidikan yang sangat penting karena kian maraknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi. Pendidikan ini merupakan pendidikan berbasis karakter karena dilakukan demi tercapainya pemahaman manusia atas etika dan norma yang baik. Pentingnya Pendidikan Anti-korupsi Peran serta mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi akan maksimal jika mahasiswa memahami pengetahuan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya, serta menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya.
Pendidikan ini bisa ditanamkan berupa sikap jujur, menghindari berbuat curang, dan sikap dewasa dalam memandang uang. Pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi dengan pola pikir yang sudah berbeda maka bisa berupa pengenalan berupa akibat-akibat buruk dari korupsi dengan contoh-contoh yang dekat dengan mereka. Pengenalan bahwa sepintar apapun tetap akan ditemukan merupakan bagian dari pendidikan yang bisa sangat efektif khususnya ketika hal tersebut disajikan dengan contoh yang tepat dan populer.
·      Pendidikan karakter
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
3.    Prestasi
·      Dosen dan pelatih ahli
Prestasi yang dicapai oleh IKIP PGRI Denpasar baik lokal, nasional bahkan internasional tidak terlepas dari kontribusi para dosen dan pelatih ahli. Hal serupa perlu diterapkan di kampus STAIN Kudus agar dapat melahirkan juara-juara berkaliber nasional bahkan internasional. Selain itu perlu adanya apresiasi yang diberikan oleh pihak kampus kepada para mahasiswa agar mereka termotivasi untuk mengembangkan bakat dan minat mereka. Sehingga bakat dan minat yang terasah akan menjadi tajam, hal ini merupakan bekal bagi mereka dalam ajang kompetisi sehingga membawa gelar juara ketika kembali ke kampus mereka.

B.  KEGIATAN ILMIAH DI IALF
Pelatihan di IALF memberi peluang peserta pelatihan yaitu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dalam berbahasa Inggis. Metode yang digunakan efektif untuk menyampaikan materi yang disajikan, meski menggunakan bahasa Inggris. Metode yang ditemukan di sana bukan hanya satu metode, akan tetapi multi metode dan memberi variety (variasi) dalam metode dan pola pembelajaran. Variasi yang dimaksud yaitu skills (remember speaking), tasks, seating (turn the chairs round), giving feedback (as student-centered as possible), and interaction patterns (pairs, groups dll). Variasi adalah salah satu cara yang membuat peserta didik tetap konsentrasi dan termotivasi, sehingga kegiatan pembelajran senantiasa berjalan dengan dinamis, artinya selalu terjadi berbagai variasi dan inovasi.[17]
Sesuai dengan topik yang di sampaikan oleh pelatih yaitu ‘teaching large class’, pelatihan ini juga merupakan contoh gambaran dari teaching large class itu sendiri. Karena dalam satu ruang terdiri lebih dari 100 peserta, padahal diketahui kelas yang ideal yaitu terdiri dari 20 peserta didik. Pelatihan di IALF yang merupakan jenis dari large class memilki beberapa keuntungan, salah satunya menciptakan suasana atmosfir ruang pelatihan yang menyenangkan. Suasana yang semacam itu dapat menghindarkan peserta dari kecemasan. Jika hal tersebut tidak dihindarkan maka akan menimbulkan kendala pembelajaran. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini akan mengganggu perbuatan belajar sebab mengakibatkan pindahnya perhatiannya kepada hal lain sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.[18]
Pelatih juga memberi motivasi kepada peserta untuk ikut berpartisipasi dalam workshop. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa (peserta) dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran.[19] Oleh karena itu setelah mereka mendapat motivasi dari pelatih selain motivasi internal mereka, mereka menjadi aktif dan bersemangat untuk berpartisipasi dengan memaparkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Karena motivasi mampu membangkitkan percaya diri (confidence) dan keberanian peserta.
Akan tetapi, karena tidak semua peserta mahir bahasa Inggris seharusnya waktu pelatihan tersebut ditambah agar semua peserta bisa mendapat waktu yang banyak untuk memahami/mengerti bahasa asing (Bahasa Inggris).

C.  KARYA WISATA
Pada wisata pantai Kuta dan pantai Pandawa termasuk area wisata yang cukup bersih dan itu patut diterapkan pada pantai-pantai yang lain di Indonesia. Untuk kedatangan wisata mancanegara sangat antusias sehingga presentase pendatang baru cukup banyak dan sangat diminati turis asing dari penjuru negara lain. Dari segi pendidikan dapat kita ditemukan yaitu kesempatan untuk melakukan komunikasi dengan turis asing sehingga terjalin interaksi sosial dan tentu juga sekaligus belajar berbahasa asing. Selain itu kita juga dapat belajar bagaimana menjaga ekosistem agar tetap terjaga keasriannya. Akan tetapi untuk menuju ke Pantai Kuta pengunjung harus berdesakan dan sabar untuk menghadapi jalan yang macet, hal ini disebabkan karena jalan yang disediakan sempit dan dipenuhi pengunjung yang sangat ramai.
Pada objek wisata hutan Sangeh terdapat banyak pendidikan yang dapat diambil yaitu menjaga kelestarian dan keasrian  lingkungan di Sangeh. Akan tetapi bagi pengunjung wanita yang sedang berhalangan di larang untuk memasuki kawasan hutan di Sangeh karena di dalam hutan terdapat tempat yang disucikan oleh umat Hindu yaitu Pura. Hal ini menjadi suatu ketidaknyamanan bagi pengunjung wanita yang berhalangan, akan lebih baik jika ada objek wisata alternatif bagi yang sedang berhalangan di sekitar kawasan Sangeh.
Michael Walzer memandang toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai di anatara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.[20] Di kompleks Puja Mandala pengunjung dapat merasakan suasana toleransi beragama yang kental. Dimana mereka yang mempunyai agama yang beragam bisa hidup berdampingan dengan saling menghormati. Hal ini digambarkan oleh 5 tempat ibadah di kompleks Puja Mandala yaitu Agama Islam berupa masjid, Agama Hindhu berupa Pura, Agama Kristen berupa Gereja, Agama Katholik berupa Gereja pula dan Agama Budha berupa Vihara. Kerukunan beragama akan terwujud apabila masing-masing pemeluk agama dapat menciptakan kondisi yang kondusif dan hidp rukun, damai dan nyaman. Kerukunan bergama tidak bisa dipisahkan dari toleransi beragama.[21]
Pada Tari Barong mengandung amanat, bahwa dimana ada kebaikan pasti ada keburukan yang terus berarung dan dimenangkan oleh kebaikan. Dapat diambil kesimpulan bahwa apapun yang dilakukan dengan keburukan pasti akan terkalahkan dengan kebaikan. Dalam pertunjukan tari ini penonton dapat menikmati karya seni yang saling berpadu, yaitu seni rupa, seni tari, seni musik dan seni lakon atau drama. Mereka mendapat gambaran tentang kreativitas yang membalut kelestarian budaya. Profesionalisme dari para pemain yang ahli di bidangnya masing-masing menghasilkan pertunjukan yang menakjubkan. Jadi ada banyak nilai yang dapat diambil oleh penonton untuk diterapkan di kehidupan mereka masing-masing yaitu kreativitas yang tinggi, pelestarian budaya dan profesionalisme.
Danau Bedugul pelajaran yang dapat kita ambil adalah  pengetahuan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan agama yang mempunyai adat-adat berbeda. Tempat wisata Bedugul itu bukan hanya untuk tempat bersenang-senang tapi pengunjung dapat mempelajari kawasan wisata Bedugul yang kaya akan kisah sejarah, agama dan budaya. Di lokasi wisata ini pula pengunjung dapat melakukan tafakur melalui pemandangan yang sangat menakjubkan. Selain itu udara yang bersih dan sejuk akan membersihkan sistem pernafasan pengunjung yang terkontaminasi dengan polutan.
Dari segi perbinisan kita dapat mengambil pelajaran dari pusat oleh-oleh Joger, Dewata, dan Krishna. Di sana terdapat nilai bahwa sebuah usaha tidak harus sama dengan yang lain, suatu bisnis atau usaha boleh saja sama tetapi diikuti juga dengan inovasi yang membedakan bisnis itu dengan bisnis yang lain. Memiliki inovasi yang dapat membuat konsumen tertarik dan merasakan hal yang berbeda. Dari segi sarana kita dapat melihat bahwa pusat oleh-oleh Joger menerapkan sistem  pengamanan yang sangat ketat yaitu ketika semua barang-barang diperiksa sebelum masuk. Budaya mengantre juga dapat ditemukan saat akan melakukan transaksi pembayaran dan hal ini patut dipertahankan dan dijadikan contoh instansi atau bisnis lain.







BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disumpulkan beberapa hal yaitu:
1.    IKIP PGRI Denpasar Bali memiliki 5 Fakultas yaitu: (1) Fakultas Ilmu Pendidikan terdiri dari program studi Bimbingan dan Konseling, (2) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni terdiri dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, (3) Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri dari prigram studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sejarah, (4) Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan  terdiri dari program studi Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan, dan (5) Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari program studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi.
2.    IALF presented topic ‘Teaching Large Class’ in the training. Teaching Large Class has many challenges and big problems, but there is solutions to solve possible problem. Differences student and others also create other problems, but there is delivered some solutions. Meanwhile, it has many advantages.
3.    Di Provinsi Bali terdapat banyak destinasi wisata yang syarat akan edukasinya di antaranya yaitu Pantai Kuta, Puja Mandala, Pantai Pandawa, pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Sangeh dan Bedugul. Selain itu terdapat pusat belanja untuk membeli oleh-oleh  yaitu Krishna, Dewata dan Joger.
4.    Penandanganan MOU antara STAIN Kudus dan IKIP PGRI Denpasar hendaknya ditindaklanjuti dengan studi banding yang berupa pertukaran pelajar dan dosen. Selain itu beberapa hal seperti kelengkapan sarana dan prasarana, materi mata kuliah dan prestasi menjadi perhatian STAIN Kudus untuk pembenahan ke depannya.
5.    Pelatihan di IALF dilakukan dengan bahasa pengantar asing yaitu Bahasa Inggris, dengan ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dalam Bahasa Inggris, selain itu strategi yang efektif yang diterapkan oleh trainer dari IALF perlu juga diterapkan oleh lembaga pendidikan lainnya.
6.    Destinasi wisata di Provinsi Bali yang syarat dengan budaya, nilai estetika yang tinggi dan pula kerukunan beragama dapat menjadi pengetahuan positif bagi perngunjung. Selain itu di pusat belanja mereka juga mendapat pengetahuan tentang inovasi dan kewirausahaan.

B.  SARAN
Setelah kami menyelesiakn Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, kami merasa perlu untuk mengemukakan saran yang konstruktif demi tercapainya perbaikan dan perkembangan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
1.    Saran-saran untuk mahasiswa STAIN Kudus:
a.    Untuk disiplin dalam mematuhi aturan yang telah ditetapkan, agar tidak ditemukan lagi masalah yang tidak diharapkan.
b.    Untuk memakai busana yang sopan sesuai dengan tempat yang akan menjadi tujuan kunjungan.
c.    Setiap mahasiswa yang mengikuti PKL perlu untuk selalu menjunjung tinggi semangat kerjasama antar mahasiswa lainnya.
d.   Berperilaku yang mencerminkan manusia yang religius dan bertata krama dalam proses pelaksanaan PKL.
e.    Mengembangkan semangat edukasi dengan menggali keilmuan dan pengetahuan selama dalam proses PKL.
2.    Saran-saran untuk Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus:
a.       Waktu pelaksanaan PKL hendaknya ditambah lagi, agar mahasiswa dapat lebih banyak mendapatkan informasi, ilmu dan pengetahuan.
b.      Pelaksanaan PKL perlu dilakukan pemantauan langsung dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait selama proses pelaksanaannya, sehingga mahasiswa tidak akan kebingungan ketika hendak melakukan suatu tindakan.
c.       Dengan jumlah mahasiswa yang banyak, pelaksanaan PKL lebih baik tidak dilaksanakan dalam satu kali perjalanan, karena hal ini akan menyulitkan dalam melakukan koordinasi.
3.    Saran-saran untu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL):
a.       Sebelum pelaksanaan PKL hendaknya DPL memberikan pengarahan kepada mahasiswanya mengenai tugas yang harus mereka kerjakan.
b.      Dalam proses PKL hendaknya DPL selalu membimbing mahasiswanya pada setiap kunjungan, sehingga mahasiswa akan memperoleh hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PKL ini.

C.  PENUTUP
Dengan senantiasa memanjatkan puju syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayat dan taufiq-Nya, berkat kuasa dan kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selaligus penyusunan laporan PKL ini.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami senantiasa mengharapkan kontribusi konstruktif dari para pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang terkait.



[1] http://indonesia-life.com/kolom/wforum/, diakses pada 26 Agustus 2015.
[2] Ibid.
[3] http://wisatanature.com/wisata-indonesia/bali/keindahan-pantai-pandawa-bali.html, diakses pada 26 Agustus 2015.
[4] Ibid.
[6] Ibid.
[8] http://id.wikipedia.org//wiki//sangeh/, diakses pada 26 Agustus 2015.
[9] Ibid.
[10]  http://www.gobalitaur.com/bedugul.htlm, diakses pada 25 Agustus 2015.
[11]  loveyuni.blogspot.com/2013/02/wisatabali, diakses pada 25 Agustus 2015. diakses pada 25 Agustus 2015.
[12] http://sewamobilmurahbali.com/tempat-wisata/krisna-oleh-oleh-bali.html, diakses pada, 29 Agustus 2015 pukul0 19:23 WIB.
[15] http://www.warnawisata.com/bali/joger.html, diakses pada 29 Agustus 2015, pukul 05:28 WIB.
[16] Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Managemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 17.
[17] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 261.
[18] Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 181.
[19] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 137.
[20] Jamal Ghofir, Piagam Madinah Nilai Toleransi dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2012), h. 29.
[21] Ibid., h.215.

No comments:

Post a Comment