Tuesday, June 16, 2015

teori piaget




TEORI TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Piaget mendasarkan teorinya pada pengamatan terhadap anak-anak Swiss. Ia menemukan bahwa ternyata anak-anak dari usia yang berbeda cenderung memecahkan masalah secara berbeda pula. Untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan ini, Piaget mengajukan pendapat bahwa anak-anak berkembang maju melalui empat tahap sehingga pertumpbuhan mereka dari bayi sampai remaja:
1.    Tahap sensorimotor. Tahap ini biasanya dimulai sejak lahir sampai usia sekitar 2 tahun. Kecemasan yang muncul bila ada orang lain (kecemasan orang asing atau strangeranxiety) paling umum terjadi pada periode ini. Pencapaian terpenting pada tahap ini adalah didapatnya permanensi objek yaitu kempampuan mengetahui bahwa suatu objek atau benda tetap ada meski sedang tidak terlihat atau hilang dari pandangan mata. Di awal tahap ini, anak-anak tampaknya berasumsi bahwa sebuah mainan atau benda lain disembunyikan ( misalnya, bila sebuah bola menggelinding ke bawah sofa), maka benda itu dianggap tidak ada. Di bagian akhir tahap ini, anak-anak akan berusaha mencari bola yang hilang di bawah sofa itu, yang menunjukkan bahwa mereka sudah mengerti bahwa benda-benda tetap ada secara terus-menerus. 155
2.    Tahap operasional. Tahap ini berawal dari usia 2 tahun sampai6 atau 7 tahun. Piaget mendefinisikan tahap ini berdasar lima sifat; konservasi, keterpakuan (centration), ketidakberbalikan, egosentrisme, dan animisme. Konservasi adalah kesadaran (atau, pada tahap ini, belum adanya kesadaran) bahwa kuantitas-kuantitas fisik tidak berubah meski bentuk atau kenampakannya berubah. Keterpakuan adalah kecenderungan untuk terfokus pada satu aspek dari suatu masalah atau persoalan. Ketidakberbalikan merupakan ketidakmampuan untuk membayangkan “penguraian-balik”. Egosentrisme adalh ketidakmampuan  untuk menggunakan kaca mata orang lain dan memahami sudut pandangnya. Animisme adalah keyakinan bahwa egala benda, etrmasuk benda-benda mati memiliki nyawa. Sebagai contoh, anak-anak dalam tahap pra-operasional mungkin akan menyatakan bahwa sebuah buku yang terletak itu sedang “lelah” atau “butuh istirahat”, atau mungkin mereka akan berpikir bahwabulan selalu mengikuti langkah mereka saat berjalan.
3.    Tahap operasional konkret. Tahap ini berlangsung kira-kira mulai usia 6 atau 7 sampai 11 tahun. Selama tahap ini, anak-anak memperoleh keterampilan-keterampilan berpikir baru dalam menghadapi benda dan kejadian-kejadian nyata. Mereka sudah dapat membalikkan (dalam pikiran atau bayangan) proses suatau tindakan yang mereka bisa memperhatikan lebih dari satu aspek dalam suatau persoalan.anak-anak juga sudah mulai mengerti bahwa ada susut pandang yang berbeda dari pandangan mereka. Kesadaran-kesadaran baru ini membantu anak untuk mengusai prinsip konservasi. Seorang anak yang ada pada tahap operasional konkret sudah paham bahwa enam Apel akan selalu berjumlah enam, tidak peduli bagaimana 156 keenamnya dikelompokkan atau disusun, serta bahwa jumlah tanah liat tidak berubah meski bentunknya diubah. Namun, dalam memecahkan masalah anak-anak pada tahap ini masih cenderung mengandalkan strategi coba-coba atau trial and error, ketimbang memikirkannya secara sisitematis dan menyeluruh.
4.    Tahap operasional formal. Tahap ini dimulai dari sekitar usia 11 tahun sampai masa dewasa. Pada tahap ini individu mengembangkan kemampuan berpikir logis mengenai konsep-konsep abstrak seperti kedamaian, kebebasab, dan keadilan. Individu juga labih sistematis dan mendalam dalam pemecahan masalah.
Transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya seringkali berlangsung secara gradual, di mana anak mengembangkan kemampuan-kemampuan baru tapi belum mninggalkan cara-cara berpikir tahap sebelumnya. Dengan demikian perilaku anak mungkin akanmencerminkan ”campuran” dari dua tahap di  saat anak tersebut mengalami transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Piaget tidak sekadar menguraikan empat tahap kognitif ini ia juga menagajukan eori untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih dari satu tahap ke tahap berikutnya. Piaget  berhipotesis bahwa ada dua mekanisme utama yang berperan di sinil asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses memasukkan atau menyerap ide-ide baru ke dalam pemahaman yang sudah dimiliki sebelumnya tentang dunia tau lingkungan. Akomodasi mengacu pada proses berubahnya pemahaman seseorang untuk bisa mengakomodasi ide-ide yang bertentangan dengan konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya.

No comments:

Post a Comment