TEORI TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Piaget mendasarkan teorinya pada pengamatan terhadap anak-anak
Swiss. Ia menemukan bahwa ternyata anak-anak dari usia yang berbeda cenderung
memecahkan masalah secara berbeda pula. Untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan
ini, Piaget mengajukan pendapat bahwa anak-anak berkembang maju melalui empat
tahap sehingga pertumpbuhan mereka dari bayi sampai remaja:
1.
Tahap
sensorimotor. Tahap ini biasanya dimulai sejak lahir sampai usia sekitar 2
tahun. Kecemasan yang muncul bila ada orang lain (kecemasan orang asing atau strangeranxiety)
paling umum terjadi pada periode ini. Pencapaian terpenting pada tahap ini
adalah didapatnya permanensi objek yaitu kempampuan mengetahui bahwa suatu
objek atau benda tetap ada meski sedang tidak terlihat atau hilang dari
pandangan mata. Di awal tahap ini, anak-anak tampaknya berasumsi bahwa sebuah
mainan atau benda lain disembunyikan ( misalnya, bila sebuah bola menggelinding
ke bawah sofa), maka benda itu dianggap tidak ada. Di bagian akhir tahap ini, anak-anak
akan berusaha mencari bola yang hilang di bawah sofa itu, yang menunjukkan
bahwa mereka sudah mengerti bahwa benda-benda tetap ada secara terus-menerus.
155
2.
Tahap
operasional. Tahap ini berawal dari usia 2 tahun sampai6 atau 7 tahun. Piaget
mendefinisikan tahap ini berdasar lima sifat; konservasi, keterpakuan (centration),
ketidakberbalikan, egosentrisme, dan animisme. Konservasi adalah kesadaran
(atau, pada tahap ini, belum adanya kesadaran) bahwa kuantitas-kuantitas fisik
tidak berubah meski bentuk atau kenampakannya berubah. Keterpakuan adalah
kecenderungan untuk terfokus pada satu aspek dari suatu masalah atau persoalan.
Ketidakberbalikan merupakan ketidakmampuan untuk membayangkan
“penguraian-balik”. Egosentrisme adalh ketidakmampuan untuk menggunakan kaca mata orang lain dan
memahami sudut pandangnya. Animisme adalah keyakinan bahwa egala benda,
etrmasuk benda-benda mati memiliki nyawa. Sebagai contoh, anak-anak dalam tahap
pra-operasional mungkin akan menyatakan bahwa sebuah buku yang terletak itu
sedang “lelah” atau “butuh istirahat”, atau mungkin mereka akan berpikir
bahwabulan selalu mengikuti langkah mereka saat berjalan.
3.
Tahap
operasional konkret. Tahap ini berlangsung kira-kira mulai usia 6 atau 7 sampai
11 tahun. Selama tahap ini, anak-anak memperoleh keterampilan-keterampilan
berpikir baru dalam menghadapi benda dan kejadian-kejadian nyata. Mereka sudah
dapat membalikkan (dalam pikiran atau bayangan) proses suatau tindakan yang
mereka bisa memperhatikan lebih dari satu aspek dalam suatau
persoalan.anak-anak juga sudah mulai mengerti bahwa ada susut pandang yang
berbeda dari pandangan mereka. Kesadaran-kesadaran baru ini membantu anak untuk
mengusai prinsip konservasi. Seorang anak yang ada pada tahap operasional
konkret sudah paham bahwa enam Apel akan selalu berjumlah enam, tidak peduli
bagaimana 156 keenamnya dikelompokkan atau disusun, serta bahwa jumlah tanah
liat tidak berubah meski bentunknya diubah. Namun, dalam memecahkan masalah
anak-anak pada tahap ini masih cenderung mengandalkan strategi coba-coba atau trial
and error, ketimbang memikirkannya secara sisitematis dan menyeluruh.
4.
Tahap
operasional formal. Tahap ini dimulai dari sekitar usia 11 tahun sampai masa
dewasa. Pada tahap ini individu mengembangkan kemampuan berpikir logis mengenai
konsep-konsep abstrak seperti kedamaian, kebebasab, dan keadilan. Individu juga
labih sistematis dan mendalam dalam pemecahan masalah.
Transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya seringkali berlangsung
secara gradual, di mana anak mengembangkan kemampuan-kemampuan baru tapi belum
mninggalkan cara-cara berpikir tahap sebelumnya. Dengan demikian perilaku anak
mungkin akanmencerminkan ”campuran” dari dua tahap di saat anak tersebut mengalami transisi dari
satu tahap ke tahap berikutnya.
Piaget
tidak sekadar menguraikan empat tahap kognitif ini ia juga menagajukan eori
untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Piaget berhipotesis bahwa
ada dua mekanisme utama yang berperan di sinil asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan proses memasukkan atau menyerap ide-ide baru ke dalam pemahaman yang
sudah dimiliki sebelumnya tentang dunia tau lingkungan. Akomodasi mengacu pada
proses berubahnya pemahaman seseorang untuk bisa mengakomodasi ide-ide yang
bertentangan dengan konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya.
No comments:
Post a Comment