Monday, April 25, 2016

TEHNIK PENGUMPULAN DATA BK



Secara umum tehnik pengumpulan data dilakukan secara tes dan non tes. Pertama, tehnik tes. Menurut Thohirin tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis seseorang, dengan menggunkan pengukuran (measurement) yang mengasilkan suau deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.[1] Sedangkan menurut Bimo Walgito tes adalah suatu metode atau alat utnuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah distandarisasikan.[2]
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus distandardisasikan dalam cara penyelenggaraan tes, cara pemeriksaan, dan penentuan norma penafsiran seragam. Selain itu juga harus memiliki validitas dan reabilitas. Jadi tes ialah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan dengan menggunakan soal-soal yang telah dipilih dengan seksama, artinya dengan standar tertentu.
Tes sebagai metode penyelidikan mulai dikenal setelah Binet pada tahun 1904 mendapat tugas dari pemerintah untuk menemukan seorang anak yang mengalami kelambatan belajar bila dibandingkan dengan teman-temannya. Kemudian, penyelidikan tersebut dikerjakan bersama-sama dengan Simon, sehingga dikenal dengn tes Binet Simon mengenai intelegensi. Kemudian tes Binet ini disempurnakan oleh ahli-ahli lain. Salah satu revisi yang terkenal ialah revisi dari Terman untuk dipakai di Amerika Serikat. Karena Terman ini bekerja di Stanford University, revisinya terkenal dengan Standard revision, dan sering disebut dengan Tes intelegensi Stanford-Binet. [3]
Tes sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan untuk:
1.    Meramalakan atau memperkirakan tentang taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari.
2.    Mengadakan seleksi untuk menerima atau menempatkan individu pada possisi tertentu.
3.    Mengadakan klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukkan untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu.
4.    Mengadakan evaluasi tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain sebagainya.[4]
Ada beberapa macam tes berdasarkan penggolongan atau klasifikasinya, yaitu:
1.    Berdasarkan banyaknya orang yang dites
a.       Tes individual (perseorangan)
b.      Tes kelompok (group)
2.    Berdasarkan kemampuan jiwa yang ingin diselidiki
a.       Tes pengamatan
b.      Tes perhatian
c.       Tes intelegensi
3.    Berdasarkan cara pengetesan
a.       Tes verbal (tes bahasa)
b.      Tes peraga (performance).[5]
Adapun menurut Thohirin tes yang digunakan dalam himpunan data ada beberapa macam:
1.    Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes ini digunakan apa yang telah dipelajari oleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes hasil belajar ada beberapa macam anatara lain tes kompetensi (competency test) dan tes diagnostik.
2.    Tes Kemampuan Khusus atau Tes Bakat Khusus (Test of Spesific Ability)
Tes in digunakan untuk mengukur taraf kemampuan seseorang utnuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu, program pendidikan vokasioanl tertentu, atau bidang karier tertentu.
3.    Tes Minat
Tes ini digunaan untuk mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.
4.    Tes Perkembangan Vokasional
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf perkembangan seseoarang (siswa) dalam hal kesadaran akan memangku suatu pekerjaan ata jabatan tertentu, memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dengan ciri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan sosial ekonomis, dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana masa depannya sendiri.
5.    Tes Kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan data untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.[6]
Perlu diketahui bahwa baik tidaknya suatu tes bergantung pada validitas dan reliabilitas tes tersebut. Validitas suatu tes adalah ukuran sampai dimana tes itu dapat mengukur apa yang ingin diukur atau dites. Reliabilitas dari tes adalah keajegan dari tes itu. Apabila tes itu diberikan pada subjek yang sama pada waktu yang berbeda maka hasil tes itu akan menunjukkan hasil yang sama atau dengan kata lain tes itu  menunjukkan adanya keajegan hasil.[7] Karena itu, sebelum tes dikenakan secara menyeluruh, umumnya dicari dahulu validitas dan reabilitasnya.
Kedua, tehnik nontes. Yang termasuk tehnik nontes dalam pengumpulan data adalah:
1.    Skala Penilain (rating scale)
Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap yang dijabarkan dalam bentuk skala. Tehnik ini sangat tepat apabila digunakan untuk mengobservasi situasi tertentu secara kualitatif.[8]
2.    Sosiometri
Sosiometri merupakan alat  untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hunbungan sosial dan tingkah laku sosial. Melalui tehnik ini pembimbing (konselor) dapat memperoleh data tentang susunan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan sosial.[9]
3.    Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan utnuk mengenl secara lebih dekat lingkungan keluarga siswa. Kunjungan rumah akan menimbulkan keakraban dan saling pengertian antara pihak sekolah secara umum dan pembimbing secara khusus dengan orang tua siswa. Kunjungan rumah juga untuk memperoleh informasi terutama untuk informasi yang belum diperoleh melalui angket dan wawancara.[10]
4.    Kartu Pribadi (comulative record)
Kartu pribadi merupakan suatu catatan yang disusun secara kronologis dan terus bertambah secara luas karena penambahan data secara kontinu. Di dalam kartu pribadi terdapat data penting tentang siswa. [11]
5.    Studi Kasus
Studi kasus dapat bermakna suatu tehnik mempelajari seorang individu (siswa) secara mendalam untuk membantunya memecahkan masalah atau memperoleh penyesuaian diri secara lebih baik.[12]
6.   Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing (konselor) guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya.[13]


[1] Ibid., hlm. 211.
[2] Bimo Walgito, Bimbingan Konseling (Studi dan Karier), (Andi Offset: Yogyakarta, 2010), hlm. 88.
[3] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Pustaka Setia. 2012), hlm. 82.
[4] Thohirin, Bimbingan dan Konseling ..., hlm. 212.
[5] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, hlm. 83.
[6] Thohirin, Bimbingan dan Konseling ..., hlm. 212-213.
[7] Bimo Walgito, Bimbingan Konseling (Studi ..., hlm. 89.
[8] Thohirin, Bimbingan dan Konseling ..., hlm. 218.
[9] Ibid., hlm. 218-219.
[10] Ibid., hlm. 219-220.
[11] Ibid., hlm. 221.
[12] Ibid.
[13] Ibid., hlm. 223.

No comments:

Post a Comment